Washington Siapkan Rencana Darurat Evakuasi Massal Warga AS dari Asia Barat
TRIBUNNEWS.COM - Pemerintah Amerika Serikat (AS) dilaporkan sedang menyiapkan kemungkinan menghadapi “skenario terburuk” yaitu terpaksa mengevakuasi ratusan ribu warga AS dari Asia Barat.
Kabar itu diungkapkan beberapa pejabat AS yang berbicara dengan Washington Post pada Senin (23/10/2023).
“Warga AS yang tinggal di Israel dan negara tetangga Lebanon menjadi perhatian khusus,” kata para pejabat.
Baca juga: AS Cemas Pasukan Israel Cuma Antar Nyawa Masuk Gaza: Tak Ada Taktik Jelas untuk Serangan Darat
Menurut data Departemen Luar Negeri, sekitar 600.000 warga AS berada di Israel dan 86.000 lainnya di Lebanon ketika Operasi Banjir Al-Aqsa dilancarkan Hamas.
Rencana darurat ini dipersiapkan sebagai respons terhadap kemarahan yang meluas atas dukungan Washington terhadap bombardemen Israel terhadap warga Palestina di Gaza.
Per Selasa, 24 Oktober 2023, lebih dari 5.000 warga Palestina telah terbunuh oleh bom-bom yang diluncurkan jet Israel di wilayah pesisir, hampir setengah dari korban jiwa itu adalah anak-anak.
Baca juga: Para Orangtua di Gaza Tulis Nama Anak Mereka di Badan Agar Bisa Dikenali Jika Terbunuh Bom Israel
Sejak dimulainya serangan udara di Gaza, kedutaan besar AS dan Israel telah menjadi sasaran para pengunjuk rasa yang marah di seluruh wilayah yang menuntut diakhirinya pertumpahan darah.
Sebagai tanggapannya, Departemen Luar Negeri AS mengeluarkan peringatan perjalanan ke seluruh dunia bagi warga AS pada minggu lalu.
Peringatan itu dikeluarkan AS bagi warganya dengan alasan meningkatnya ketegangan di berbagai lokasi di seluruh dunia, potensi serangan teroris, dan demonstrasi atau tindakan kekerasan terhadap warga negara dan kepentingan AS.”
Baca juga: Pangkalan Militer AS di Suriah Dihajar Serangan Udara, Kataib Hizbullah Klaim Gabung Perang Israel
Selain itu, selama beberapa hari terakhir, pangkalan militer AS di Irak dan Suriah hampir setiap hari menjadi sasaran faksi perlawanan, sehingga memaksa Pentagon untuk mengerahkan lebih banyak sistem pertahanan udara untuk melindungi pasukan mereka.
Sistem ini akan melengkapi kapal perang yang sudah dikerahkan yang membawa ribuan tentara dan puluhan pesawat tempur ke Mediterania Timur.
Tambahan peralatan tempur dan pasukan ini seiring peringatan Washington bahwa eskalasi konflik yang lebih luas mungkin terjadi “dalam beberapa hari mendatang.”
(oln/TC/WP/*)