Serangan Udara Besar-besaran Dini Hari Hantam Pangkalan Militer AS di Irak dan Suriah
TRIBUNNEWS.COM - Pasukan Amerika Serikat yang ditempatkan di pangkalan udara Ain al-Asad di Irak barat dan di ladang minyak Conoco dan Al-Omar di Suriah timur mendapat serangan pemboman besar-besaran oleh faksi perlawanan Irak pada Selasa (31/10/2023) dini hari.
Laporan Reuters, mengutip sumber-sumber keamanan dan pemerintah, menyebut serangan hari Selasa “tidak menimbulkan korban atau kerusakan.”
Namun perlu digarisbawahi kalau Pentagon sering menunda pelaporan kematian dan cedera di antara pasukannya.
Baca juga: Diserang Tiap Hari, Pangkalan-Pangkalan Militer AS di Suriah Diguyur Bala Bantuan
Perlawanan Islam di Irak (IRI), sebuah kelompok payung faksi bersenjata Irak yang bersekutu dengan Poros Perlawanan, mengaku bertanggung jawab atas serangan tersebut.
Pangkalan militer pendudukan AS di Suriah timur dan selatan diketahui telah diserang setiap hari oleh IRI sejak 17 Oktober, hari ketika angkatan udara Israel membunuh ratusan warga sipil Palestina dalam serangan udara di Rumah Sakit Arab Al-Ahli di Kota Gaza.
Pangkalan Ain al-Asad juga sering diserang oleh IRI.
Serangan tersebut terjadi sebagai bentuk solidaritas terhadap perlawanan Palestina dan penolakan atas dukungan AS terhadap Israel dan perang genosida di Jalur Gaza.
Kerahkan Pasukan dan Peralatan Tempur Tambahan
Menanggapi krisis yang terjadi ini, Pentagon telah mengerahkan sejumlah besar pasukan tambahan ke wilayah tersebut untuk melindungi kepentingannya.
Pesawat-pesawat tempur AS juga telah melakukan serangan udara di beberapa lokasi di Suriah.
Pada Senin pagi, jet AS menyerang beberapa truk sipil yang melewati penyeberangan Al-Bukamal ke Suriah.
Pemerintah Irak juga telah mulai bersiap menghadapi konflik regional yang lebih luas.
Hal itu dilakukan dengan mengumumkan pada Selasa kalau para pejabat telah melakukan kontak dengan beberapa negara untuk membeli sistem pertahanan udara.
“Irak sedang mempersiapkan kemungkinan serangan Israel di wilayahnya jika konfrontasi saat ini meluas. Mereka tidak ingin menjadi versi baru Suriah, yang berulang kali diserang Israel tanpa tanggapan,” kata seorang pejabat pemerintah yang tidak disebutkan namanya kepada media yang dikelola pemerintah, Irak News Agensi (INA) pada Selasa.
(oln/rtrs/tc/*)