News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Konflik Palestina Vs Israel

Bolivia Putuskan Hubungan Diplomatik dengan Israel karena Israel Melakukan Kejahatan Kemanusiaan

Editor: Muhammad Barir
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Wakil Menteri Luar Negeri Bolivia Freddy Mamani (kanan) berbicara di samping menteri kepresidenan Maria Nela Prada, dalam konferensi pers yang mengumumkan bahwa Bolivia akan memutuskan hubungan dengan Israel, pada 31 Oktober 2023, di istana pemerintah Casa Grande del Pueblo di La Paz, Bolivia. Ribuan warga sipil, baik warga Palestina maupun Israel, telah tewas sejak 7 Oktober 2023, setelah militan Hamas Palestina yang berbasis di Jalur Gaza memasuki Israel selatan dalam serangan yang belum pernah terjadi sebelumnya yang memicu perang yang diumumkan oleh Israel terhadap Hamas dengan pemboman balasan di Gaza.

TRIBUNNEWS.COM- Pemerintah Bolivia memutuskan hubungan diplomatik dengan Israel pada hari Selasa (31/10/2023).

Pemerintah Bolivia menilai Israel telah melakukan kejahatan terhadap kemanusiaan di Gaza.

Selain Bolivia, Cile serta Kolombia memanggil kembali duta besar mereka untuk Israel karena mereka mengecam serangan militer Israel terhadap militan Hamas.

Para pejabat Bolivia mengutip jumlah korban warga Palestina di Gaza akibat perang Israel-Hamas terbaru.

“Bolivia memutuskan untuk memutuskan hubungan diplomatik dengan negara Israel sebagai penolakan dan kecaman atas serangan militer Israel yang agresif dan tidak proporsional yang terjadi di Jalur Gaza,” kata Freddy Mamani, wakil menteri luar negeri Bolivia, mengatakan pada konferensi pers seperti dikutip dari Reuters.

Cile memutuskan untuk menarik duta besarnya “karena pelanggaran hukum kemanusiaan internasional yang tidak dapat diterima yang dilakukan oleh Israel di Jalur Gaza,” kata Kementerian Luar Negeri Chile dalam sebuah pernyataan.

Presiden Kolombia, Gustavo Petro, juga mengumumkan penarikan duta besar negaranya untuk Israel.

“Jika Israel tidak menghentikan pembantaian terhadap rakyat Palestina, kita tidak bisa terus berada di sana,” tulis Petro di X, sebelumnya Twitter.

Bolivia, Chile dan Kolombia semuanya mempunyai pemerintahan sayap kiri.

María Nela Prada, menteri kepresidenan Bolivia yang juga menjabat sebagai menteri luar negeri, menuduh Israel “melakukan kejahatan terhadap kemanusiaan di Jalur Gaza terhadap rakyat Palestina.”

Dia kemudian menyerukan kepada Israel untuk “menghentikan serangan di Jalur Gaza yang telah mengakibatkan ribuan korban sipil dan pengungsian paksa warga Palestina.”

Chile juga menyerukan “segera diakhirinya permusuhan.” Mereka mengutuk operasi Israel, dengan mengatakan bahwa tindakan tersebut “merupakan hukuman kolektif terhadap penduduk sipil Palestina di Gaza.”

Kementerian Kesehatan Gaza mengatakan lebih dari 8.500 warga Palestina tewas dalam perang tersebut.

Pemerintah negara Andean berpenduduk 12 juta jiwa ini, yang kini dipimpin oleh Presiden sayap kiri Luis Arce, telah lama bersikap kritis terhadap Israel, dan sebelumnya memutuskan hubungan diplomatik pada tahun 2009 karena pertempuran yang melibatkan Gaza. Hubungan diplomatik dibangun kembali pada tahun 2020.

Halaman
1234
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini