TRIBUNNEWS.COM - Sekretaris Jenderal PBB, Antonio Guterres merasa ngeri melihat banyak korban berjatuhan akibat serangan Israel terhadap konvoi ambulans di Gaza pada hari Jumat (3/11/2023).
“Saya ngeri dengan laporan serangan di Gaza terhadap konvoi ambulans di luar rumah sakit Al Shifa. Gambar mayat yang berserakan di jalan di luar rumah sakit sungguh mengerikan,” kata Antonio Guterres dalam pernyataannya, dikutip dari Al Arabiya.
Juru bicara Kementerian Kesehatan di Gaza, Ashraf al-Qidra mengatakan Israel telah menargetkan konvoi ambulans di lebih dari satu lokasi.
Lokasi pertama adalah gerbang rumah sakit Al-Shifa dan kedua adalah di Lapangan Ansar yang hanya berjarak satu kilometer.
Konvoi ambulans tersebut diketahui sedang mengangkut pasien yang terluka kritis dari Rumah Sakit Al-Shifa ke perbatasan Rafah.
Serangan rudal militer Israel tersebut menewaskan 15 orang dan 60 orang lainnya mengalami luka-luka.
Baca juga: Militer Israel Rudal Konvoi Ambulans & Bombardir Rumah Sakit di Jalur Gaza, Korban Tewas Berjatuhan
Militer Israel membenarkan bahwa salah satu pesawatnya menabrak ambulans, dikutip dari Al Jazeera.
Mereka mengatakan tentara Israel menilai pesawat itu digunakan oleh militan Hamas yang dekat dengan posisi mereka di zona pertempuran.
Mereka menduga Hamas menggunakan ambulans untuk mengangkut pejuang dan senjata dan menambahkan bahwa sejumlah pejuang Hamas tewas dalam serangan itu.
Namun mereka tidak menunjukkan bukti ambulans itu ada hubungannya dengan Hamas.
Melalui media sosial, Ketua WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan terkejut setelah mengetahui serangan mengerikan itu.
"Sangat terkejut dengan laporan serangan terhadap ambulans yang mengevakuasi pasien," katanya.
Ia menambahkan, pasien, petugas kesehatan, dan fasilitas medis harus dilindungi.
Baca juga: Israel Serang Konvoi Ambulans di Dekat Rumah Sakit Al-Shifa, Sedikitnya 60 Orang Jadi Korban
Sekjen PBB Serukan Gencatan Senjata
Antonio Gueterres mengatakan konflik ini harus segera dihentikan.
Mengingat selama hampir satu bulan warga di Gaza telah dikepung dan tidak diberi bantuan.
“Ini harus dihentikan. Situasi kemanusiaan di Gaza mengerikan," katanya.
Ia juga mengatakan tempat pengungsian di Gaza saat ini telah penuh.
"Tempat perlindungan PBB di Gaza hampir empat kali lipat dari kapasitas penuhnya dan terkena pemboman,” jelasnya.
Menurutnya, saat ini tidak ada tempat yang aman di Gaza.
“Kamar mayat penuh. Toko-toko kosong. Situasi sanitasi sangat buruk. Kita melihat peningkatan penyakit dan penyakit pernapasan, terutama di kalangan anak-anak. Seluruh penduduk mengalami trauma. Tidak ada tempat yang aman,” katanya.
Guterres kembali menyerukan gencatan senjata dan meminta semua pihak menghormati hukum kemanusiaan internasional dan melindungi warga sipil.
“Semua pihak yang mempunyai pengaruh harus mengerahkan upayanya untuk memastikan penghormatan terhadap aturan perang, mengakhiri penderitaan dan menghindari meluasnya konflik yang dapat melanda seluruh wilayah,” katanya.
(Tribunnews.com/Farrah Putri)
Artikel Lain Terkait Konflik Palestina vs Israel