Laporan Wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Luar Negeri (Menlu RI) Retno Marsudi terus menyerukan agar Israel berhenti menargetkan serangan ke fasilitas umum seperti rumah sakit maupun masjid yang mengakibatkan warga sipil Palestina meninggal dunia.
Retno mengaku geram dengan serangkaian agresi yang diluncurkan oleh Israel kepada warga sipil.
Baca juga: Tak Hanya Usul Gaza di Bom Nuklir, Menteri Israel Minta Warga Palestina Pindah ke Gurun Pasir
Dirinya menegaskan, dalam perang sekalipun hukum humaniter internasional tetap harus dipatuhi.
"Saya juga ingin sekali menyerukan agar Israel menghentikan pembunuhan terhadap warga sipil, dan menargetkan serangan kepada fasilitas-fasilitas sipil seperti rumah sakit, masjid, dan gereja."
"Patuhi hukum humaniter internasional. Sekjen PBB pernah mengatakan, di dalam perang pun ada hukumnya," ungkap mantan Dubes RI di Belanda ini dalam press briefing, Senin (6/11/2023).
Dari laporan UNOCHA, situasi terkini disebutkan bahwa lebih dari dua juta orang terjebak di Jalur Gaza.
Hal ini adalah bencana besar, mereka mengalami pengepungan dan pemboman terus menerus selama 23 hari.
Berdasar data Kementerian Kesehatan di Gaza, lebih dari 8.000 orang tewas, 66 orang persen di antaranya adalah perempuan dan anak-anak.
Sementara puluhan ribuan lainnya terluka.
Skala kengerian yang dialami orang-orang di Gaza sulit untuk diatasi.
Baca juga: Kisah umat Kristiani di Gaza yang berlindung dari serangan Israel di dua gereja
Masyarakat semakin putus asa, saat mereka mencari makanan, air dan tempat berlindung di tengah kampanye pengeboman tanpa henti yang memusnahkan seluruh wilayah keluarga dan seluruh lingkungan.
Seorang WNI & Keluarganya Belum Berhasil Dievakuasi
Sebelumnya, pintu perbatasan Rafah ditutup, proses evakuasi terhadap satu keluarga WNI Muhammad Hussein dari wilayah Gaza belum berhasil dilaksanakan.
Menteri Luar Negeri (Menlu RI) Retno Marsudi menuturkan, sudah dua hari ini satu-satunya pintu keluar dari Gaza untuk para WNA yakni Rafah ditutup.