TRIBUNNEWS.COM, SANAA - Sistem pertahanan udara milisi muslim Syiah Houthi, dilaporkan telah menembak jatuh sebuah pesawat tak berawak AS.
Tak main-main, drone yang ditembak jatuh oleh kelompok bersenjata yang didukung Iran ini adalah MQ-9 Reaper.
Dikutip dari Time of Israel, Pentagon telah mengkonfirmasi jatuhnya MQ-9 Reaper dan mengatakan pihaknya masih menganalisis kejadian tersebut, termasuk apakah drone tersebut berada di wilayah udara internasional atau di atas Yaman.
Belum diketahui senjata yang digunakan kelompok Houthi Yaman untuk menjatuhkan drone canggih militer AS tersebut.
Namun diduga mereka menggunakan senjata rudal permukaan ke udara jarak pendek buatan Iran.
Iran sendiri telah beberapa kali menjatuhkan drone AS yang dianggap telah memasuki teritorial mereka.
Pada tahun 2019, misalnya, Garda Revolusi Iran menembakkan rudal yang menjatuhkan pesawat intai atau drone Amerika Serikat (AS).
Diketahui, drone yang ditembak itu adalah RQ-4A Global Hawk, yang harganya mencapai US$ 110 juta atau setara Rp 1,5 triliun (kurs Rp 14.000).
Sebagai informasi, milisi muslim Syiah Houthi, kelompok proksi Iran, ini telah meningkatkan serangan mereka terhadap pasukan dan aset AS di Timur Tengah dalam beberapa pekan terakhir.
Hal ini dilakukan sebagai reaksi atas serangan Israel ke permukiman sipil Palestina.
Pangkalan AS dan koalisi di Irak dan Suriah juga menjadi objek serangan setidaknya 40 kali sejak 17 Oktober, menyebabkan banyak anggota militer AS mengalami cedera otak traumatis dan cedera lainnya, yang semuanya ringan.
Seorang pejabat senior pertahanan AS menyebut Iran sebagai “pusat gravitasi” atas serangan terhadap pasukan AS di wilayah tersebut, dan mengatakan bahwa “sidik jari Iran ada di balik semua ini.”
AS membalas kelompok tersebut pada tanggal 26 Oktober, meluncurkan serangan udara di Suriah yang menargetkan infrastruktur yang digunakan oleh Korps Garda Revolusi Islam dan proksinya.
Serangan tersebut, yang dilakukan oleh jet tempur F-15 dan sepasang jet tempur F-16 dengan menggunakan amunisi berpemandu presisi, menargetkan fasilitas penyimpanan senjata dan amunisi di Abu Kamal dekat perbatasan antara Suriah dan Irak.
Drone kebanggaan AS: MQ-9 Reaper
Drone ini melaksanakan berbagai macam misi, mulai intelijen, pengawasan dan pengintaian, dukungan udara jarak dekat, pencarian dan penyelamatan tempur, serangan presisi, hingga pembersihan rute.
Drone ini juga dipersenjatai dan dapat melakukan serangan udara jika diperlukan, menggunakan rudal dan amunisi berpemandu presisi.
Drone MQ-9 Reaper ini merupakan alutsista kebanggaan AS yang mereka gunakan dalam serangan yang menewaskan petinggi militer Iran Jenderal Qassem Soleimani di Irak, tahun 2020 silam.
Drone MQ-9 Reaper ini senilai US$ 16 juta atau setara Rp 224 miliar jika menggunakan asumsi kurs i dollar AS= Rp 14.000.
Deklarasi perang melawan Israel
Akhir Oktober lalu, kelompok Houthi secara resmi "bergabung" dalam perang melawan Israel.
Mereka melakukan itu sebagai bentuk solidaritas terhadap rakyat Palestina yang dibombardir militer Israel.
Deklarasi resmi Houthi itu ditandai lewat serangan rudal balistik dan drone mereka ke arah Israel.
Juru bicara militer Houthi Yahya Saree mengatakan pihaknya telah meluncurkan sejumlah besar rudal balistik dan drone ke arah Israel pada 31 Oktober.
Kelompok ini mengancam akan ada lebih banyak serangan serupa yang akan terjadi guna membantu Palestina meraih kemenangan.
Menurut Saree mengatakan ada tiga serangan Houthi terhadap Israel sejak awal konflik.
Pernyataan itu tampaknya mengonfirmasi bahwa Houthi berada di balik serangan pesawat tak berawak pada 28 Oktober yang mengakibatkan ledakan di Mesir.
Tel Aviv sendiri telaah menuding Houthi di balik serangan 19 Oktober, ketika tiga rudal jelajah yang ditembakkan dari Yaman berhasil dicegat kapal perang AS.