Dalam keputusannya, Hakim Azhar Abdul mengatakan bahwa pembela tidak memberikan keraguan yang masuk akal atas keempat dakwaan yang dia hadapi.
Pada tanggal 14 Maret, pembela menutup kasusnya setelah memanggil Syed Saddiq dan tiga saksi lainnya, yaitu Kepala Penerangan Armada Ulya Aqamah Husamudin, serta Mohamed Amshar Aziz, dan Siti Nurul Hidayah yang merupakan mantan perwira khusus Syed Saddiq, dan mantan sekretaris pribadi, masing-masing.
Persidangan
Dalam persidangan yang dimulai pada 21 Juni 2022, sebanyak 29 saksi JPU dihadirkan.
Adapun 29 saksi di antaranya, ayah Syed Saddiq, Syed Abdul Rahman Abdullah Asagoff, ibunya Shariffah Mahani Syed Abdul Aziz, dan mantan asisten bendahara Armada Rafiq Hakim Razali serta petugas investigasi Komisi Anti Korupsi Malaysia (MACC) Nurul Hidayah Kamarudin, Syahmeizy Sulong, dan Asbi Munip.
Wakil jaksa penuntunt umum Datuk Wan Shaharudin Wan Ladi dan Mohd Afif Ali menjadi pemimpin kasus ini.
Mantan Menteri Pemuda dan Olahraga itu didakwa bersekongkol dengan Rafiq, yang diberi kepercayaan sebesar RM1 juta dana Armada, untuk melakukan pelanggaran pidana terhadap kepercayaan dengan menyalahgunakan dana tersebut.
Pelanggaran tersebut diduga dilakukan di CIMB Bank Bhd, Menara CIMB KL Sentral, Jalan Stesen Sentral 2 pada tanggal 6 Maret 2020.
dakwaan tersebut berdasarkan Bagian 406 KUHP yang dapat diancam dengan hukuman hingga 10 tahun penjara, dan dapat dimintai pertanggungjawaban untuk cambuk dan denda, jika terbukti bersalah.
Pada dakwaan kedua, ia dituduh menyelewengkan RM120,000 dari rekening Maybank Islamic Bhd milik Armada Bumi Bersatu Enterprise dengan menyuruh Rafiq membuang uang tersebut.
Dia juga menghadapi dua tuduhan pencucian uang, melalui transaksi masing-masing RM50,000, yang diyakini merupakan hasil dari kegiatan yang melanggar hukum, dari rekening Maybank Islamic Bhd ke rekening Amanah Saham Bumiputera miliknya di sebuah bank di Jalan Persisiran Perling, Taman Perling, Johor Baru, pada tanggal 16 dan 19 Juni 2018.
Tuduhan tersebut didasarkan pada Pasal 4(1)(b) Undang-Undang Anti Pencucian Uang, Anti Pendanaan Terorisme, dan Hasil Kegiatan Melanggar Hukum tahun 2001, yang dapat diancam hukuman hingga 15 tahun penjara dan dikenakan denda tidak kurang dari lima kali lipat jumlah atau nilai hasil kegiatan yang melanggar hukum, jika terbukti bersalah.
Syed Saddiq didakwa di Pengadilan Sidang Kuala Lumpur atas tuduhan CBT dan penyalahgunaan aset, sedangkan dua tuduhan pencucian uang lainnya berada di Pengadilan Sidang Johor Baru.
(Tribunnews.com/Farrah Putri)
Artikel Lain Terkait Syed Saddiq