TRIBUNNEWS.COM - Pasukan Israel mengklaim telah membunuh beberapa komandan Hamas, termasuk pasukan elit Nukhba yang berperan dalam serangan 7 Oktober lalu.
Dilaporkan Express, operasi tersebut dilakukan setelah Pasukan Pertahanan Israel atau Israel Defense Forces (IDF) mendapat informasi dari badan Keamanan Shin Bet mengenai lokasi operasi utama Hamas.
Ahmed Musa, seorang komandan kompi Nukhba, dan Amr Alhandi, seorang komandan peleton Nukhba ditemukan dan dibunuh di daerah Jabaliya di Gaza utara, menurut IDF, Jumat (10/11/2023) pagi.
Israel mengatakan Musa adalah salah satu komandan yang memimpin serangan terhadap Pangkalan Zikim dan kibbutz di dekatnya pada tanggal 7 Oktober.
IDF mengatakan: "Dalam beberapa hari terakhir Ahmed Musa memimpin aktivitas ofensif terhadap pasukan IDF di wilayah Jabaliya barat."
Muhammad Kahlout, yang merupakan komandan unit penembak jitu Hamas di Gaza utara, juga tewas, klaim IDF.
Baca juga: TikTok Dikecam di AS Buntut Dianggap Dorong Generasi Muda Negeri Paman Sam Jadi Pro Hamas
Hamas tidak mengomentari status para komandannya tersebut.
Dalam serangan lainnya, tentara Divisi 252 IDF membunuh 19 pasukan Hamas.
Pasukan Nukhba adalah sayap komando Hamas yang mengkhususkan diri dalam serangan amfibi dari Gaza ke Israel.
Dalam serangan tanggal 7 Oktober, banyak pasukan komando menggunakan perahu kecil dari Gaza dan mendarat di pantai Israel untuk melakukan serangan.
Serangan itu menewaskan sedikitnya 1.400 warga Israel.
Sejak itu, Israel menyatakan perang terhadap Hamas.
Israel melakukan ribuan serangan udara di Gaza dan melancarkan invasi darat ke jalur tersebut, menewaskan lebih dari 10.000 orang.
Mengenal Pasukan Nukhba
Mengutip livemint.com, nama kelompok Nukhba berasal dari 'Al-Nukhba' yang berarti 'elite' dalam bahasa Arab.
Pasukan Nukhba adalah pasukan elite yang dipilih oleh pimpinan senior Hamas.
Nukhba ditunjuk untuk melakukan beberapa misi termasuk penyergapan, penyerangan, dan infiltrasi terowongan.
Pasukan itu juga bertugas melindungi pimpinan senior Hamas.
Mereka ahli dalam menggunakan rudal anti-tank, roket, dan penembak jitu.
Kelompok Nukhba adalah bagian dari unit tempur utama di Brigade al-Qassam, yang merupakan sayap militer Hamas.
Yahya Sinwar, Pemimpin Hamas yang Dilaporkan Dikepung dan Terjebak di Dalam Bungkernya
Sebelumnya, IDF juga mengklaim berhasil mengisolasi pemimpin Hamas Yahya Sinwar di dalam bungkernya, Selasa (7/11/2023).
Dilansir Sky News, Yahya Sinwar adalah orang yang paling dicari Israel di Gaza.
Pria berusia 61 tahun itu membantu membangun sayap militer Hamas, Brigade Al-Qassam.
Yahya Sinwar dikenal sebagai "tukang jagal Khan Younis" karena pencapaiannya yang memburu mata-mata Israel dan orang-orang Palestina yang dicurigai bekerja sama.
Baca juga: Israel Ancam Singkirkan Yahya Sinwar Pemimpin Hamas di Jalur Gaza
Sinwar dihukum pada tahun 1989 atas pembunuhan dua tentara Israel dan empat warga Palestina.
Ia dijatuhi hukuman empat hukuman seumur hidup.
Sinwar menjalani hukuman 22 tahun sebelum dibebaskan pada tahun 2011 sebagai bagian dari kesepakatan pertukaran tahanan.
Dalam kesepakatan tersebut, seorang tentara Israel yang ditangkap, ditukar dengan lebih dari 1.000 warga Palestina.
Selama berada di penjara, Sinwar mengabdikan dirinya untuk mempelajari musuhnya.
Ia belajar bahasa Ibrani dan membaca karya-karya Zionis awal serta politisi Israel.
15 tahun setelah menjalani hukumannya, Sinwar melakukan wawancara dalam bahasa Ibrani di TV Israel di mana dia menyerukan gencatan senjata antara Israel dan Hamas.
Sekembalinya ke Gaza, Sinwar dengan cepat naik jabatan dalam kepemimpinan Hamas dan diangkat menjadi pemimpin pada tahun 2017.
Dia pernah selamat dari upaya pembunuhan setelah terpilih kembali pada tahun 2021.
Pengepungan Yahya Sinwar
Baca juga: Serang Kamp Pengungsian di Jabalia, Israel Mengaku Targetkan Pemimpin Hamas
Mengutip cbc.ca, pengepungan Yahya Sinwar terjadi saat pasukan Israel berhasil menembus jauh ke dalam kota Gaza, Selasa (7/11/2023).
Warga Gaza mengatakan sebelumnya bahwa tank-tank Israel sudah berada di pinggiran Kota Gaza.
Israel juga mengatakan akan segera memusnahkan pejuang Hamas yang menyerang kota-kota Israel di seberang perbatasan satu bulan lalu.
Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant mengatakan tentara Israel sudah beroperasi di jantung Kota Gaza.
Pemimpin paling senior Hamas di Gaza, Yahya Sinwar, diisolasi di bunkernya, kata Gallant dalam konferensi pers yang disiarkan televisi.
"Pasukan Pertahanan Israel (IDF) datang dari utara dan selatan. Mereka menyerbu dengan koordinasi penuh antara pasukan darat, udara dan laut,” kata Gallant.
“Mereka bermanuver dengan berjalan kaki, kendaraan lapis baja dan tank, bersama dengan insinyur militer dari segala arah, dan mereka memiliki satu sasaran: pasukan Hamas di Gaza, infrastruktur mereka, komandan mereka, bunker, ruang komunikasi.
"Mereka memperketat lingkaran di sekitar Kota Gaza."
Gallant mengatakan bahwa di bawah kota Gaza terdapat terowongan sepanjang beberapa kilo meter yang membentang di bawah sekolah dan rumah sakit.
Terowongan itu disebutnya merupakan gudang senjata, ruang komunikasi dan tempat persembunyian para militan.
Baca juga: Mossad Israel Bantu Polisi Brasil Gagalkan Serangan yang Diduga Direncanakan oleh Hizbullah
“Kota Gaza dikepung, kami beroperasi di dalamnya,” kata Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dalam pernyataan yang disiarkan televisi.
“Kami meningkatkan tekanan terhadap Hamas setiap jam, setiap hari."
"Sejauh ini, kami telah membunuh ribuan teroris, baik di atas maupun di bawah tanah.”
Militer Israel mengatakan militan Hamas menembakkan rudal anti-tank ke pasukan Israel dari rumah sakit terdekat dan tentara menemukan senjata disembunyikan di sebuah sekolah di Gaza utara.
Sayap militer Hamas, yang telah menguasai daerah kantong kecil dan padat penduduk itu selama 16 tahun, mengatakan para pejuangnya menimbulkan kerugian besar dan kerusakan pada kemajuan pasukan Israel.
Mereka belum memberikan komentar mengenai kemungkinan nasib Sinwar.
Tidak dimungkinkan untuk memverifikasi klaim medan perang dari kedua belah pihak.
(Tribunnews.com, Tiara Shelavie)