TRIBUNNEWS.COM, GAZA - Pasukan Pertahanan Israel (IDF) merilis sebuah video situasi dan kondisi ruangan bawah tanah rumah sakit anak Rantisi di Gaza.
Militer Israel merilis video tersebut setelah mereka menguasai secara penuh Jalur Gaza untuk kemudian mengibarkan bendera Israel di sana.
Dalam rumah sakit Rantisi tersebut IDF menemukan senjata yang diduga milik pasukan Hamas.
Ada juga sepeda motor yang diduga digunakan oleh warga Palestina untuk mengangkut sandera ke Gaza.
Ada juga seperti kamar mandi darurat, dapur, dan pipa ventilasi bawah tanah serta satu ruangan diduga untuk menyandera warga sipil.
“Hamas bersembunyi di rumah sakit. Hari ini, kami akan mengungkap hal ini kepada dunia,” kata Juru Bicara IDF Laksamana Muda Daniel Hagari dalam konferensi pers malam dikutip Times of Israel, Selasa(14/11/2023).
Dari lokasi bawah tanah Rumah Sakit Rantisi ditemukan juga sebuah ruangan yang dibuat menyerupai ruang tamu menampilkan tirai jendela yang menutupi dinding ubin dan daftar pergantian penjaga yang dimulai pada tanggal 7 Oktober 2023, hari dimana Hamas mengirim ribuan pasukannya ke Israel.
Di ruangan sebelahnya terdapat sebuah kursi dengan jubah wanita dan tali di samping salah satu kakinya, yang menurut Hagari merupakan bukti penggunaan garis pembatas untuk bergerak.
Kursi tersebut terletak di bawah peralatan yang disumbangkan oleh Organisasi Kesehatan Dunia(WHO) dengan botol bayi di atasnya dan popok di lantai.
"Ini adalah kejahatan perang, ini adalah kejahatan terhadap kemanusiaan,” kata Hagari, menuduh organisasi internasional tersebut mendanai rumah sakit untuk membantu teror.
Terkait temuan itu Israel terus menyelidiki apakah para sandera benar-benar ditahan di lokasi tersebut, dan tim forensik dikirim ke rumah sakit Rantisi.
Di antara senjata yang ditemukan di ruang bawah tanah rumah sakit ada juga rompi bom bunuh diri, granat, senapan serbu AK-47, alat peledak, RPG, dan senjata lainnya. Hagari menggambarkan daerah itu sebagai pusat komando dan kendali Hamas.
“Hamas menggunakan rumah sakit sebagai instrumen perang,” kata Hagari dalam video dari ruang bawah tanah rumah sakit, sambil berdiri di sebuah ruangan yang dihiasi gambar pohon anak-anak berwarna-warni di atas senjata yang dipajang di lantai.
“Perang kami melawan Hamas, bukan melawan rakyat di Gaza. Terutama yang sakit, perempuan, atau anak-anak. Perang kami adalah melawan Hamas yang menggunakan mereka sebagai tameng manusia," tambah Hagari.
Baca juga: Bertemu Mensesneg, PP HIMMAH Dukung Presiden Jokowi Bawa Misi Perdamaian Palestina-Israel