Dia mengatakan Israel telah membantu mengevakuasi pasien di rumah sakit Rantisi, yang merupakan rumah sakit khusus perawatan kanker, serta rumah sakit lain di Gaza utara, yang menjadi lokasi pertempuran terberat.
Israel telah mendesak warga sipil untuk meninggalkan Gaza utara menuju bagian selatan wilayah kantong tersebut.
Selama akhir pekan, IDF juga merilis audio yang disebutnya sebagai percakapan telepon antara seorang perwira Israel dan seorang pejabat rumah sakit di mana mereka diberi instruksi untuk keluar dari fasilitas tersebut dengan aman dan dijanjikan ambulans untuk mengevakuasi orang yang sakit.
“Kami mencoba memindahkan warga Gaza ke daerah aman di selatan dan menjadikan rumah sakit tersebut sebagai mesin teror,” kata Hagari,
“Dunia harus mengetahuinya. Dan dunia tidak boleh melupakan kejahatan terhadap kemanusiaan yang dilakukan terhadap Israel," tambah Hagari.
Dia mengatakan beberapa pasukan Hamas mungkin telah mengevakuasi rumah sakit bersama para pasien.Dugaan tempat persembunyian di bawah Rantisi terungkap oleh unit komando elit Angkatan Laut Shayetet 13 dan Brigade Lapis Baja 401, yang menggerebek rumah sakit saat mereka melawan anggota Hamas yang bersembunyi di sana.
Di dekat rumah sakit, di samping gedung apartemen tempat tinggal seorang komandan senior Hamas, tentara juga menemukan pintu masuk terowongan yang ditutupi pintu anti ledakan, meskipun Hagari tidak mengatakan apakah terowongan itu mencapai rumah sakit.
Israel telah lama menuduh Hamas menggunakan rumah sakit untuk menyembunyikan infrastruktur militer, dan menuduh bahwa kelompok teror tersebut menggunakan pasien sebagai tameng hidup, sehingga memaksa Israel untuk mengurangi serangannya atau mengambil risiko lebih banyak korban sipil.
“Hamas secara sistematis menjalankan mesin terornya di bawah rumah sakit di Gaza,” kata Hagari.Hukum internasional memberikan perlindungan khusus kepada rumah sakit selama perang. Namun rumah sakit bisa kehilangan perlindungan tersebut jika kombatan menggunakannya untuk menyembunyikan pejuang atau menyimpan senjata, menurut Komite Palang Merah Internasional.(Times of Israel/wly)