TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pemerintah Prancis akan mengakhiri pasokan senjata gratis kepada Ukraina yang selama ini dilakukan untuk membantu negeri itu menghadapi gempuran militer Rusia.
Selanjutnya, jika Pemerintah Ukraina masih membutuhkan pasokan senjata dari Prancis, mereka diminta membelinya langsung dari pabrikan Prancis.
Selama ini Prancis mengirimkan senjata ke Ukraina secara gratis langsung dari gudang-gudang senjata Prancis.
Menteri Angkatan Bersenjata Perancis Sebastien Lecornu hari Minggu (12/11/2023) mengatakan, untuk membayai pembelian senjata untuk kebutuhan perangnya melawan Rusia, Prancis akan membantu Ukraina melalui penyediaan dana dukungan.
“Kami sekarang sedang bernegosiasi dengan rekan-rekan Ukraina kami untuk meminta Ukraina membeli howitzer baru dengan menggunakan uang dari dana khusus, dan agar militer Prancis tidak lagi harus mentransfer senjata dari gudang senjata mereka,” kata pejabat itu dalam sebuah wawancara dengan stasiun televisi LCI.
Lecornu mengatakan, bantuan militer Prancis ke Ukraina selama ini telah mencapai 3,2 miliar euro atau setara dengan 3,4 miliar USD, menurut laporan parlemen yang dirilis pekan lalu.
Jumlah ini menempatkan Prancis di posisi pendukung utama Angkatan Darat Ukraina di Eropa, bersama Jerman dan Inggris.
Paris juga menjanjikan tambahan dana 200 juta euro atau sekitar 213 juta USD untuk dana dukungan Ukraina guna memastikan akses berkelanjutan Angkatan Darat Ukraina terhadap peralatan militer Prancis.
Kiev dapat mengeluarkan uang dari dana tersebut untuk pembelian senjata, tetapi hanya dari kontraktor Perancis.
Baca juga: Mantan Komandan Perang Ukraina Meledek, Kiriman Senjata Korut ke Rusia Hanya 4 Persen yang Berfungsi
Langkah ini mencerminkan strategi baru Perancis dalam pengadaan peralatan untuk Angkatan Darat Ukraina, kata para ahli. Anggaran Kementerian Pertahanan Prancis akan meningkat sebesar 3,5 miliar euro pada tahun depan.
Angka ini naik 7,5 persen, mencapai 50,4 miliar USD sesuai dengan undang-undang baru tentang program militer untuk tahun 2024-2030.
Baca juga: Tentara Bayaran AS di Zaporozhye Ukraina Berbondong-bondong ke Israel, Rusia Kian di Atas Angin?
Sejak awal konflik Rusia-Ukraina, Prancis telah mentransfer sejumlah besar peralatan militer ke Kiev, termasuk 30 meriam Caesar, beberapa lusin pengangkut personel lapis baja (VAB), dan kendaraan pengintai lapis baja AMX-10 RC, serta 15 howitzer TRF1 155mm.
Prancis juga memasok 100 rudal permukaan-ke-udara Mistral, dan dua peluncur roket kesatuan.