“Semua RS di Kota Gaza dan di wilayah utara sudah berhenti beroperasi,” katanya.
RSI berlokasi di dekat kamp pengungsian Jabalia dan turut menjadi tempat berlindung bagi ratusan orang.
Baca juga: Takut Mati Konyol oleh Jebakan Hamas, Israel Tak Kirim Tentara IDF Buru Pejuang di Terowongan
Area di dekat RSI sudah diserang berulang kali oleh Pasukan Pertahanan Israel (IDF).
Menurut Human Rights Watch, serangan yang dilancarkan tanggal 7—28 Oktober di sana telah menewaskan dua warga sipil.
Militer Israel menuding RSI digunakan untuk tempat komando Hamas. Tudingan itu dibantah oleh RSI dan pejabat Palestina.
WHO murka karena Al-Shifa diserbu
Situasi pelik juga menimpa RS Al-Shifa yang kini diserbu oleh IDF.
Serbuan itu memicu kemarahan Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Tedros Adhanom Gehebreyesus.
Kata Tedros, serbuan itu sama sekali tak bisa diterima dan pihaknya mengkhawatirkan keselamatan para pasien serta tenaga kesehatan di Al-Shifa.
“Rumah sakit bukan medan tempur. Kami sangat cemas akan keselamatan para staf kesehatan dan pasien.” ujar Tedros saat konferensi pers di Jenewa, Swiss, Rabu, (15/11/2023), dikutip dari Anadolu Agency.
“Yang paling penting ialah melindungi mereka,” kata dia menambahkan.
Baca juga: Khamenei Tegaskan Iran Tak Akan Ikut Perang Lawan Israel di Gaza, Sesuai Prediksi Rusia?
Tedros menyebut WHO telah kehilangan kontak dengan para tenaga kesehatan di Al-Shifa.
Kemudian, dia berujar pasien dan tenaga kesehatan harus tetap dilindungi, bahkan seandainya fasilitas kesehatan memang digunakan untuk keperluan militer.
Ucapan Tedros itu terkait dengan tudingan dari pihak Israel bahwa Hamas menggunakan Al-Shifa untuk kepentingannya.
"Hukum kemanusiaan internasional harus dihormati," ujarnya.