TRIBUNNEWS.COM - Dua jurnalis yang bekerja untuk saluran TV yang berbasis di Lebanon tewas akibat serangan roket di dekat perbatasan Lebanon dengan Israel pada hari Selasa (21/11/2023).
Serangan roket tersebut terjadi di dekat kota Tir Harfa, sekitar satu mil dari perbatasan Israel.
TV Al Mayadeen Lebanon, tempat kedua wartawan tersebut bekerja, mengatakan Israel telah melakukan serangan itu dan dengan sengaja menargetkan para jurnalis tersebut, dikutip dari Reuters.
Kedua jurnalis tersebut adalah reporter Farah Omar dan juru kamera Rabih al-Maamari.
“Koresponden Farah Omar dan juru kamera Rabih Maamari tewas akibat serangan Israel,” katanya dalam sebuah pernyataan, dikutip dari Al Jazeera.
Selain itu, serangan tersebut juga menewaskan 3 warga sipil.
Baca juga: Sehari Tekor Rp 4 Triliun, Militer Israel PHK Tentara Cadangan dari Perang Gaza Lawan Hamas
Hingga saat ini, militer Israel (IDF) belum memberikan komentar apapun.
Sementara itu, kekerasan di perbatasan telah meningkat, meningkatkan kekhawatiran negara-negara Barat akan meluasnya perang di Timur Tengah yang dapat melibatkan Amerika Serikat dan Iran.
Ini merupakan kekerasan terburuk di perbatasan sejak Israel dan Hizbullah berperang pada tahun 2006 dan sejauh ini telah menewaskan lebih dari 70 pejuang Hizbullah, 13 warga sipil Lebanon, tujuh tentara Israel, dan tiga warga sipil Israel.
Serangan pada Hari Senin Juga Menewaskan 2 Jurnalis
Pada hari Senin, tentara Israel (IDF) melancarkan serangan udara di Jalur Gaza selama semalam.
Serangan tersebut menargetkan sebuah rumah di kota Gaza.
Akibat serangan tersebut, beberapa warga Palestina tewas termasuk jurnalis perempuan Alaa' Taher al-Hasanat.
Sementara serangan lainnya juga terjadi di kota Beit Lahia, Jalur Gaza Utara.