"Jill dan saya telah menjaga hati semua orang yang disandera dan orang-orang yang mereka kasihi tetap dekat di hati kami selama beberapa minggu ini."
"Saya sangat bersykur bahwa beberapa dari jiwa-jiwa pemberani ini, yang telah mengalami minggu-minggu penyanderaan dan cobaan berat, akan dipertemukan kembali dengan keluarga mereka setelah kesepakatan ini dilaksanakan sepenuhnya," urai Biden, masih dikutip dari AlJazeera.
Biden menekankan, perjanjian ini perlu "dilaksanakan secara keseluruhan" dan "penting agar semua aspek dari kesepakatan ini dilaksanakan sepenuhnya".
Pemimpin Mayoritas Senat AS, Chuck Schumer
Schumer mengatakan "senang dan lega" bahwa 50 sandera akan segera kembali ke keluarga masing-masing.
Baca juga: Israel Hamas Sepakati Gencatan Senjata Sementara selama 4 Hari dan Bisa Diperpanjang
Ia juga menyebut, gencatan senjata sementara akan "memungkinkan bantuan kemanusiaan tambahan ke Gaza bagi jutaan warga Palestina yang tidak bersalah, dan tidak ada hubungannya dengan Hamas" merupakan "perkembangan positif".
Schumer melanjutkan, Senat akan "terus berupaya untuk memberikan bantuan kemanusiaan tambahan untuk warga Palestina, dan memastikan Israel mendapatkan bantuan yang dibutuhkan untuk mempertahankan diri guna memastikan Hamas tak lagi menjadi ancaman".
Direktur Human Rights Watch Israel dan Palestina, Omar Shakir
Shakir juga menyambut baik kesepakatan antara Israel-Hamas yang dimediasi oleh Qatar.
Ia menilai, penyanderaan dan blokade adalah kejahatan perang yang tidak bisa dibenarkan.
"Menyusul kekejaman massal yang terjadi beberapa minggu terakhir, kesepakatan hari ini disambut baik," katanya.
"Penyanderaan dan blokade bantuan adalah kejahatan perang yang tidak pernah bisa dibenarkan."
"Manusia bukanlah alat tawar-menawar. Gencatan senjata atau tidak, serangan yang melanggar hukum harus dihentikan untuk selamanya," imbuh dia.
Perdana Menteri Qatar, Sheikh Mohammed bin Abdulrahman Al Thani