Laporan Wartawan Tribunnews.com Namira Yunia Lestanti
TRIBUNNEWS.COM, TEL AVIV – Perdana Menteri Israel Benyamin Netanyahu secara sepihak menunda perjanjian gencatan senjata pasukan Israel dengan pejuang Hamas di Gaza yang semula akan dibarter dengan pembebasan sandera oleh kedua pihak.
Benjamin Netanyahu mengumumkan penundaan gencatan senjata ini melalui surat edaran yang dirilis oleh Penasihat Keamanan Nasional Israel, Kamis (23/11/2023).
Kesepakatan gencatan senjata antara Israel dan Hamas semula akan mulai berlaku pada Kamis hari ini 23 November 2023 pukul 10.00, namun secara mengejutkan Israel menunda kesepakatan tersebut secara sepihak.
"Sebuah sumber Israel mengatakan kepada surat kabar Israel Haaretz bahwa pertempuran di Gaza tidak akan berhenti selama belum ada batas waktu yang pasti untuk perjanjian dengan Hamas," ujar juru bicara The Guardian.
Penasihat Keamanan Nasional Israel tidak menjelaskan secara detail terkait alasan penundaan ini, namun menurut informasi yang beredar penundaan dilakukan lantaran Israel belum mengetahui siapa saja tahanan yang hendak ditukar.
Selain itu pihak Israel juga masih belum menemukan caranya untuk melangsungkan penukaran ini.
"Gencatan senjata, yang secara luas diperkirakan akan mulai berlaku pada hari Kamis ditunda pada malam hari, karena masih menunggu nama-nama sandera Israel dan cara pembebasan mereka," kata pejabat itu, yang berbicara dengan syarat anonim.
Baca juga: Tentara Israel Mengaku Stres Hadapi Hujatan Netizen Indonesia: Mereka Neror Sosmed Kami Siang-Malam
Hingga kini pemerintah Israel belum mengumumkan secara resmi terkait kapan gencatan senjata akan dilakukan, namun menurut sumber keamanan Mesir para mediator tengah mengupayakan pembebasan dimulai pada Jumat (24/11/2023) pukul 10.00 pagi.
Israel Masih Bombardir Gaza
Sementara itu di tengah negosiasi alot antara PM Netanyahu dengan militan Hamas, militer Israel hingga kini masih membombardir sejumlah wilayah di Gaza. Mengutip laporan terbaru Al-Jazeera, serangan intensif terus diberikan Israel dengan menargetkan kompleks pemukiman Khan Younis timur pada Kamis (23/11/2023).
Imbas serangan ini setidaknya 15 orang dinyatakan meninggal dunia akibat gempuran militer Israel, sementara beberapa orang dikabarkan terluka dan sejumlah lainnya hilang.
Baca juga: 50 Sandera Hamas Akan Dibarter Pembebasan Warga Palestina di Penjara Israel, BBM Boleh Masuk Gaza
Selain di Khan Younis, pasukan Israel dilaporkan melakukan serangan ke Kota Deir Al-Balah di Gaza tengah, termasuk ke sebuah bangunan yang menampung kelompok amal di sebelah Rumah Sakit Kuwait di Rafah.
Netanyahu Lanjutkan Agresi
Meski kesepakatan gencatan senjata resmi disahkan, namun hal tersebut tidak serta merta membuat perang antara Israel dan Hamas di Gaza berhenti. PM Netanyahu justru menegaskan bahwa agresi Israel ke Gaza akan tetap lanjut sampai tujuan negaranya tercapai.
Baca juga: Hamas-Israel Gencatan Senjata, Uni Eropa Janji Naikkan Bantuan Kemanusiaan ke Gaza
"Saya ingin menegaskan. Kita sedang dalam perang dan akan terus berperang sampai kita mencapai seluruh tujuan kita, untuk menghancurkan Hamas, dan untuk membebaskan seluruh sandera dan warga kita yang hilang," kata Netanyahu.