News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Konflik Palestina Vs Israel

Naji al-Baba: Pesepakbola Muda Palestina yang Tewas di Tangan Israel

Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: timtribunsolo
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Nasib Bocah Palestina yang Bermimpi Jadi Pemain Sepak Bola seperti Ronaldo

TRIBUNNEWS.COM - Kisah tragis Naji al-Baba, seorang remaja Palestina berusia 14 tahun, mencerminkan realitas kelam yang dihadapi anak-anak di tengah konflik yang berkepanjangan.

Naji, yang bercita-cita menjadi pesepakbola seperti Cristiano Ronaldo, tewas ditembak oleh tentara Israel saat bermain sepak bola dengan teman-temannya.

Insiden ini terjadi pada 3 November 2024 di Halhul, Kota Hebron, selatan Tepi Barat.

Apa yang Terjadi Saat Naji Tewas?

Ketika kejadian berlangsung, sepupu Naji berlari ke rumahnya, panik dan berteriak bahwa tentara Israel telah mulai menembaki anak-anak.

Ayah Naji, Nidal Abdel Moti al-Baba, dan pamannya, Samir, segera bergegas menuju lokasi untuk memastikan keselamatan anak mereka.

Dalam situasi yang kacau balau itu, Nidal berteriak, "Saya ingin anak saya!" saat tentara menyerangnya.

Setelah kekacauan reda, ia melihat tentara Israel membawa jasad Naji, dan mengenalinya dari sepatu yang baru saja dibelikan beberapa hari sebelumnya.

Sayangnya, jenazah Naji dibawa pergi oleh tentara, sementara ambulans Palestina baru dipanggil dua jam kemudian.

Laporan medis forensik menunjukkan Naji terkena empat peluru—satu di panggul, satu di kaki, satu di jantung, dan satu di bahu—dan tragisnya, ia dibiarkan tanpa perawatan medis selama 30 menit setelah tertembak.

Bagaimana Keluarga Naji Menghadapi Kehilangan?

Keesokan harinya, keluarga Naji datang ke rumah sakit untuk mempersiapkan pemakamannya.

Meskipun tangannya patah, Nidal bersikeras untuk menggendong jenazah putranya dan menghadiri pemakaman yang dihadiri oleh ratusan orang dari Halhul.

Nidal mengenang kebiasaan Naji saat ia berangkat kerja di Betlehem di pagi hari dan melihat Naji bersiap pulang dari sekolah, berharap bisa bermain sepak bola dengan teman-temannya.

Ibu Naji, Samahar al-Zamara, juga berbagi perasaannya, "Saat ia meninggalkan kami, saya merasa kehilangan sebagian dari diri saya yang tidak akan pernah bisa kami dapatkan kembali." Naji adalah anak kelima dari enam bersaudara, dan kepergiannya meninggalkan duka yang mendalam bagi keluarganya.

Kenangan Indah Tentang Naji

Nasser Merib, manajer klub olahraga Halhul, mengenang Naji sebagai pesepakbola berbakat dengan kaki kanan yang kuat.

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini