News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Konflik Palestina Vs Israel

Ekonomi Israel Kian Memburuk, Diperkirakan Rugi Rp 750 Trilun akibat Serangan ke Gaza Palestina

Penulis: garudea prabawati
Editor: Whiesa Daniswara
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

--FOTO DIAMBIL SELAMA TUR TERKONTROL DAN SELANJUTNYA DIEDIT DI BAWAH PENGAWASAN MILITER ISRAEL-- Pasukan Israel berpatroli di sepanjang jalan selama operasi militer di Jalur Gaza utara di tengah berlanjutnya pertempuran antara Israel dan kelompok militan Palestina Hamas, pada 22 November , 2023.

TRIBUNNEWS.COM - Ekonomi Israel kian memburuk seiring dengan perang dengan Hamas serta serangannya ke Gaza Palestina.

Israel kemungkinan akan menanggung dua pertiga dari total biaya perang tersebut.

Sementara sisanya akan ditanggung oleh Amerika Serikat (AS), negara yang memberikan bantuan militer.

“Kemungkinan besar Israel akan menanggung dua pertiga dari total biaya perang, dan sisanya ditanggung oleh Amerika Serikat dalam bentuk bantuan militer,” lapor Israel Leader Capital Markets, Kamis (23/11/2023).

Israel Leader Capital Markets menyebut jika perang Israel yang sedang berlangsung di Gaza dapat merugikan perekonomian Israel sebesar $48 miliar selama tahun ini dan tahun depan.

Baca juga: Tentara Israel 12 Jam Serbu Kamp Pengungsi Balata, Pemuda Palestina Tewas dengan Peluru di Kepala

48 miliar Dollar AS jika dirupiahkan yakni Rp 750.456.000.000.000, mengutip Anadolu Agency.

Perkiraan $48 miliar ini lebih rendah dari perkiraan sebelumnya, termasuk pengumuman baru-baru ini oleh Dewan Ekonomi Nasional Israel, yang memperkirakan kerugian akibat perang terhadap perekonomian Israel berpotensi mencapai 200 miliar shekel ($54 miliar).

Kementerian Keuangan Israel memperkirakan pada bulan Oktober bahwa kerugian ekonomi akibat perang tersebut adalah $270 juta per hari.

Dan menekankan bahwa berakhirnya perang tidak berarti hilangnya kerugian.

Angka-angka dari Leader Capital Markets menunjukkan bahwa pemerintah Israel kemungkinan perlu meminjam lagi untuk menghadapi apa yang digambarkan sebagai konflik bersenjata terburuk dalam setengah abad, menurut Bloomberg.

Badan tersebut mengutip Yali Rotenberg, kepala akuntan di Kementerian Keuangan Israel, yang mengatakan:

“Kami bergerak maju dengan skenario dasar yang menunjukkan pertempuran selama beberapa bulan, dan kami sedang membangun penyangga tambahan. Kita bisa membiayai negara.”

Meskipun pemerintah menerbitkan obligasi internasional melalui penempatan swasta melalui bank-bank Wall Street, seperti Goldman Sachs, pemerintah bergantung pada pasar lokal untuk menyerap sebagian besar kebutuhan pembiayaannya.

Seorang pria melihat puing-puing sebuah rumah setelah serangan Israel di Khan Yunis, di selatan Jalur Gaza pada 22 November 2023, di tengah pertempuran yang sedang berlangsung antara Israel dan gerakan Hamas Palestina. (Photo by Mahmud HAMS / AFP) (AFP/MAHMUD HAMS)

Baca juga: Tentara Israel Banyak yang Stres, 1.600 IDF Jadi Cacat Fisik Akibat Perang Gaza Lawan Hamas

Serangan Israel Masih Masif

Pasukan Israel masih lakukan penyerangan pada warga Gaza, Palestina.

Mereka menyerbu desa dekat Jenin di Tepi Barat yang diduduki.

Penggerebekan terjadi di Rummanah, barat laut Jenin di utara Tepi Barat, mengutip Al Jazeera.

Video yang diposting di Telegram dan diverifikasi oleh unit Sanad Al Jazeera menunjukkan buldoser Israel menghancurkan sebuah rumah di desa tersebut.

Mesir Akan Kirim Solar dan Gas

Mesir mengatakan solar dan gas akan dikirim setiap hari ke Gaza selama gencatan senjata antara Israel dan Hamas.

Pemerintah Mesir mengatakan 130.000 liter solar dan empat truk gas akan dikirimkan setiap hari.

Diaa Rashwan, kepala Layanan Informasi Negara Mesir, juga mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa 200 truk bantuan akan memasuki Gaza setiap hari.

Diketahui selama berminggu-minggu, Israel memblokir bahan bakar memasuki Gaza sebagai bagian dari pengepungannya terhadap wilayah kantong Palestina.

Kekurangan pasokan memaksa rumah sakit, toko roti, dan fasilitas lainnya tutup, sehingga memperburuk krisis kemanusiaan yang sudah mengerikan.

(Tribunnews.com/Garudea Prabawati)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini