Dalam aksi unjuk rasa itu, beberapa orang membawa tanda bertuliskan "Kehidupan Irlandia Penting" dan mengibarkan bendera Irlandia di lingkungan tempat tinggal komunitas imigran.
Seorang pengunjuk rasa mengatakan kepada AFP bahwa "Rakyat Irlandia diserang oleh sampah-sampah ini."
Baca juga: Profil Sinead OConnor, Penyanyi Asal Irlandia yang Meninggal Dunia di Usia 56 Tahun
Irlandia sedang menghadapi krisis perumahan yang kronis.
Pemerintah memperkirakan terdapat defisit ratusan ribu rumah bagi masyarakat umum.
Ketidakpuasan yang meluas telah memicu kecaman terhadap pencari suaka dan pengungsi.
Tokoh-tokoh sayap kanan telah mempromosikan sentimen anti-imigrasi dalam demonstrasi dan di media sosial dengan klaim bahwa "Irlandia sudah penuh".
Menjelang larut malam, Kepala Polisi Inspektur Patrick McMenamin mengatakan ketenangan telah pulih dan tidak ada korban luka serius yang dilaporkan.
“Itu adalah aksi premanisme yang tidak beralasan,” katanya.
Reaksi
Menteri Kehakiman Helen McEntee mengatakan kejadian di pusat kota, termasuk serangan terhadap polisi, tidak dapat dan tidak akan ditoleransi.
Ia berjanji akan mengambil tindakan.
“Elemen premanisme dan manipulatif tidak boleh menggunakan tragedi mengerikan untuk mendatangkan malapetaka,” katanya, sambil menyerukan ketenangan.
Menurut polisi, insiden hari Kamis tersebut tidak dianggap terkait dengan teror.
Perdana Menteri Leo Varadkar mengaku kaget dengan kejadian tersebut.