TRIBUNNEWS.COM - Gencatan senjata sementara antara Israel dan Hamas mulai berlaku pada Jumat (24/11/2023) pukul 07.00 pagi waktu setempat.
Kesepakatan gencatan senjata akan dilakukan selama empat hari.
Kelompok pertama yang terdiri dari 13 sandera yang ditahan di Gaza dibebaskan pada hari pertama gencatan senjata.
Pada hari kedua, Sabtu (25/11/2023), sandera dengan jumlah yang sama yakni 13 orang, akan dibebaskan Hamas pada pukul 4 sore waktu setempat.
Kantor Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu telah mengonfirmasi bahwa mereka menerima daftar nama orang-orang yang diperkirakan akan dibebaskan dari Jalur Gaza.
Israel juga telah memberi tahu keluarga-keluarga tersebut.
Baca juga: Di Tengah Gencatan Senjata, Warga Palestina Dihalangi Israel Kembali ke Gaza: Situasinya Buruk
Diberitakan Al Jazeera, Palang Merah akan memfasilitasi pemindahan ke Penyeberangan Rafah di mana para sandera akan diserahkan ke tangan militer Israel.
Para sandera akan pergi ke pangkalan udara di Israel selatan untuk pemeriksaan kesehatan awal.
Mereka kemudian akan diterbangkan dengan helikopter ke beberapa rumah sakit di sekitar Tel Aviv.
Dilansir AP News, Hamas akan membebaskan sedikitnya 50 sandera, dan Israel 150 tahanan Palestina selama empat hari.
Kedua belah pihak memulai dengan sandera perempuan dan anak-anak.
Israel mengatakan, gencatan senjata selama empat hari dapat diperpanjang satu hari tambahan untuk setiap tambahan 10 sandera yang dibebaskan.
Baca juga: Rusia Terbangkan 105 Warganya dari Gaza Gunakan Pesawat Ilyushin
Pada hari Jumat, Hamas telah membebaskan 24 sandera yang mereka sandera di Gaza selama berminggu-minggu.
Sebanyak 13 perempuan dan anak-anak Israel juga telah keluar dari Gaza.