TRIBUNNEWS.COM -- Rusia akhirnya memulangkan sebanyak 105 orang warganya yang sempat terjabak di tengah peperangan di Gaza, Palestina.
Ke-105 orang tersebut dievakuasi dan dalam penerbangan kedua ke Moskow, Rusia. Demikian diungkapkan Kementerian Darurat Rusia, dalam postingannya di Telegram, Sabtu (25/11/2023) pagi.
Disebutkan, kementerian mengatakan kelompok tersebut, termasuk 55 anak-anak, terbang pulang dengan pesawat sewaan Ilyushin-76.
Baca juga: Hari Pertama Gencatan Senjata, Hamas Bebaskan 24 Sandera dari Gaza
Penerbangan serupa yang tiba sehari sebelumnya membawa pulang 101 warga negara Rusia.
Pos terbaru kementerian mengatakan lebih dari 760 pengungsi telah dibawa kembali ke Rusia, termasuk lebih dari 360 anak-anak.
Kremlin pada hari Rabu memuji perjanjian gencatan senjata di Gaza, yang mulai berlaku pada hari Jumat, sebagai “kabar baik pertama dalam waktu yang lama” dalam konflik Israel-Palestina.
Dikatakan bahwa jeda kemanusiaan adalah satu-satunya cara untuk membangun upaya penyelesaian yang berkelanjutan.
12 Warga Thailand Dibebaskan Hamas
Sementara itu Perdana Menteri (PM) Thailand Srettha Thavisin mengonfirmasi sebanyak 12 warga negaranya yang disandera oleh kelompok militan Palestina Hamas telah dibebaskan beberapa jam setelah gencatan senjata Israel-Hamas dimulai.
“Telah dikonfirmasi oleh pihak keamanan dan Kementerian Luar Negeri bahwa 12 sandera Thailand telah dibebaskan,” tulis Srettha di platform media sosial X (sebelumnya bernama Twitter).
Tak lama setelah PM Thailand memposting di X, sebuah sumber yang dekat dengan Hamas mengonfirmasi kepada AFP bahwa beberapa sandera Thailand telah dibebaskan, selain sandera yang dibebaskan berdasarkan kesepakatan dengan Israel.
“Hamas juga memberi isyarat untuk membebaskan beberapa orang asing asal Thailand,” kata sumber yang dekat dengan gerakan Islam tersebut.
Para sandera tersebut dibebaskan dalam perjanjian terpisah yang dimediasi oleh Qatar dan Mesir dengan Hamas. Jalur negosiasi terpisah dibuka ketika menteri luar negeri Thailand mengunjungi Qatar pada 31 Oktober 2023, yang menghasilkan kesepakatan khusus dengan Hamas untuk membebaskan warga Thailand.
“Ke-12 warga Thailand tersebut akan berada di bawah pengawasan medis selama 48 jam tanpa akses terhadap orang luar,” kata Kementerian Luar Negeri Thailand dalam sebuah pernyataan, Jumat (24/11/2023).
Kementerian Luar Negeri Thailand juga mengatakan pihaknya akan melakukan apa pun untuk mempercepat kepulangan mereka ke Thailand.
“Kami sangat berharap bahwa semua sandera yang tersisa akan dirawat, dan akan dibebaskan dengan aman sesegera mungkin,” katanya.
Baca juga: Detik-detik Pertukaran Sandera, Hamas Bebaskan 13 Sandera, Israel Bebaskan 39 Tahanan Palestina
Berdasarkan data dari Kementerian Tenaga Kerja Thailand, sekitar 30.000 warganya bekerja di Israel, di mana sebagian besar bekerja di sektor pertanian.