Laporan Wartawan Tribunnews.com Namira Yunia Lestanti
TRIBUNNEWS.COM, GAZA – Menurut catatan kantor media pemerintah Gaza, militer zionis setidaknya telah menjatuhkan 40.000 ton bahan peledak ke sejumlah wilayah di jalur Gaza sejak eskalasi perang dimulai pada 7 Oktober 2023.
“Pasukan pendudukan Israel telah menjatuhkan 40.000 ton bahan peledak di Jalur Gaza (sejak 7 Oktober), dan kekejaman (pasukan) pendudukan telah terjadi jauh dari pengawasan kamera,” kata Alama Maarouf, kepala kantor media Gaza.
“Parahnya bom yang baru-baru ini digunakan oleh pasukan Israel belum pernah digunakan sebelumnya, dan ratusan syuhada dikuburkan di tempat mereka meninggal. Kehancuran yang dilakukan oleh (pasukan) pendudukan mencerminkan niat mereka membuat Gaza tidak dapat dihuni,” tambah Maarouf dalam siaran di akun Telegramnya.
Baca juga: Israel Bebaskan Beberapa Tahanan Palestina tapi di Tepi Barat Malah Lebih Banyak Warga Ditangkapi
Pernyataan tersebut dilontarkan Maarouf di tengah berlangsungnya jeda kemanusiaan sementara antara Israel dan Hamas. Meskipun gencatan senjata sedang berlangsung namun hingga kini, tak sedikit tentara IDF Israel yang masih melakukan serangan ke fasilitas umum di wilayah Gaza.
Hingga membuat operasional 26 rumah sakit serta 55 pusat kesehatan tutup permanen dan hanya menyisakan tiga rumah sakit dengan total pasien mencapai 900.000 orang,
"Hari-hari istirahat telah mengungkapkan besarnya pembantaian, menyebabkan kerusakan substansial pada infrastruktur dan tempat tinggal,” jelas Maarouf, dikutip dari middle East Monitor
Total Korban Tewas
Sebagaimana dilansir dari Al Jazeera, memasuki hari ke 53 perang total korban tewas dari wilayah Gaza telah mencapai 14.800 jiwa dimana 10.000 di antaranya atau sekitar 68 persen korban jiwa adalah anak-anak dan perempuan. Tak hanya korban tewas yang mengalami lonjakan, korban luka – luka juga dilaporkan naik tembus mencapai 36.000 orang.
"Tingkat kerusakan infrastruktur juga sangat masif dan memprihatinkan secara total sekitar 60 persen perumahan di Jalur Gaza tidak dapat lagi ditinggali, tercatat hampir 1,7 juta orang atau 80 persen populasi di Gaza dinyatakan mengungsi dari rumahnya," ujar Kantor media pemerintah Palestina.
Siap Bombardir Gaza Usai Gencatan Senjata
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu memperingatkan bahwa Yerusalem Barat akan melanjutkan serangannya setelah gencatan senjata selesai. Sementara itu, kelompok bersenjata Palestina juga mendukung gagasan perpanjangan gencatan senjata selama empat hari.
Dalam pernyataan video yang dirilis pada hari Minggu, Netanyahu mengatakan dia telah membahas pembebasan sandera yang ditahan di Gaza – poin penting dalam perjanjian baru-baru ini dengan Hamas – dengan Presiden AS Joe Biden.
Dia mencatat bahwa Israel telah membawa pulang sekelompok sandera lain dari daerah kantong Palestina. “Saya terharu di lubuk hati saya yang terdalam, seluruh bangsa, ketika kita melihat keluarga-keluarga bersatu kembali,” kata perdana menteri.
Baca juga: Bentrokan Terjadi saat Proses Pembebasan Tahanan Palestina, Israel Serang Warga, 21 Luka-luka
Netanyahu menegaskan kembali bahwa Israel siap untuk memperpanjang gencatan senjata dengan Hamas, yang dijadwalkan berakhir pada Senin malam, dengan syarat bahwa setiap hari jeda tambahan, Hamas membebaskan sepuluh sandera lagi.
“Pada saat yang sama, saya juga mengatakan kepada Presiden Biden bahwa di akhir garis besarnya, kami akan mewujudkan tujuan kami dengan kekuatan penuh: melenyapkan Hamas, memastikan bahwa Gaza tidak akan kembali seperti semula, dan membebaskan semua sandera kami,” tambahnya.
Hamas menyandera sekitar 240 sandera, termasuk banyak orang asing, setelah melancarkan serangan mendadak terhadap Israel pada 7 Oktober.
Pembicaraan intensif yang ditengahi Qatar menghasilkan kesepakatan pekan lalu di mana Hamas setuju untuk melepaskan 50 sandera yang ditahan di Gaza dengan imbalan 150 warga Palestina secara bertahap.
Gencatan senjata juga memungkinkan ratusan truk berisi bantuan kemanusiaan mengalir ke wilayah kantong yang terkepung.
Hingga saat ini, 39 sandera Israel dan 117 tahanan Palestina telah ditukar. Selain itu, lebih dari dua lusin orang yang ditangkap oleh militan Palestina dibebaskan sebagai bagian dari perjanjian terpisah.
Dalam sebuah pernyataan pada hari Minggu, Hamas mengatakan bahwa mereka berupaya untuk memperpanjang gencatan senjata “melalui upaya serius untuk meningkatkan jumlah mereka yang dibebaskan dari penjara.”
Sebuah sumber yang dekat dengan kelompok tersebut mengatakan kepada AFP bahwa Hamas bersedia memperpanjang gencatan senjata “dua hingga empat hari.”
“Perlawanan percaya bahwa ada kemungkinan untuk menjamin pembebasan 20 hingga 40 tahanan Israel,” kata pejabat itu.