News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Konflik Palestina Vs Israel

Eyes Never Lie, Tatapan Penuh Cinta Maya Si Sandera Israel ke Tentara Hamas, Stockholm Syndrome?

Editor: Hasiolan Eko P Gultom
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

TATAPAN SANDERA - Tatapan Maya Regev (21), sandera Israel ke seorang anggota Brigade Al Qassam, sayap militer Hamas, saat dibebaskan dalam pertukaran sandera melalui Palang Merah Internasional pada 25 November 2023. Tatapan Maya ini menjadi perbincangan di media sosial, bertolak belakangan dengan citra Hamas yang digembar-gemborkan media Barat sebagai kumpulan karakter yang bengis dan tidak manusiawi.

Viral Tatapan Penuh Cinta Wanita Muda Sandera Israel ke Tentara Hamas, Stockholm Syndrome?

Laporan Wartawan Tribunnews, Agave Boniarce Veva Situmorang

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Media sosial X (dulu twitter), sedang digemparkan oleh fenomena Stockholm Syndrome, yang diduga dialami oleh sandera Israel yang ditahan oleh tentara Hamas.

Sebelumnya, Israel dan Hamas telah menyetujui kesepakatan gencatan senjata sementara, yang resmi dimulai sejak 24 November 2023 lalu.

Pada masa gencatan senjata tersebut, kedua belah pihak diketahui saling melepaskan tawanan untuk dikembalikan ke keluarga masing-masing.

Baca juga: Teka-teki Perang Darat Tentara Israel di Gaza Pasca-Gencatan Senjata, Pantai Titik Terlemah Hamas

Selama proses pembebasan sandera berlangsung, terdapat beberapa video terkait pembebasan tersebut yang menjadi viral di platform X, yang menunjukkan raut wajah bahagia dan ekspresi ceria dari para sandera Hamas.

Beberapa sandera bahkan terlihat melambaikan tangan dan meminta berfoto bersama dengan pasukan Hamas.

Dalam satu video yang juga viral di platform media sosial, termasuk twitter dan tiktok, tampak juga seorang wanita Israel, korban sandera Hamas, yang ketika dibebaskan, dia mengatakan “Bye, syukron.” dengan tatapan mata penuh cinta dan ekspresi sedih kepada seorang tentara Hamas.

Baca juga: Kesaksian Saat Pertukaran Tawanan di Gaza: Hamas Benar-benar Tidak Bisa Dibunuh Israel

Eyes Never Lie

Video tersebut digaungkan oleh Jackson Hinkle, aktivis politik Amerika Serikat yang dikenal getol menyuarakan hak-hak warga Palestina.

Belakangan diketahui, wanita muda sandera Israel itu adalah Maya Regev. Usianya baru 21 tahun.

Dalam narasinya, Jackson Hinkle menyebut, eyes never lie, mata tak pernah berbohong, merujuk pada tatapan Maya ke seorang anggota Brigade Al Qassam.

Dalam video yang direkam pada 25 November tersebut, tampak Maya bertukar senyuman tulus dengan para anggota milisi pembebasan Palestina yang memfasilitasi pembebasannya melalui Palang Merah Internasional.

Maya Regev, tidak hanya tersenyum lebar setelah dibebaskan tetapi juga mengungkapkan rasa terima kasihnya dengan ucapan hangat “Bye syukron,” yang diterjemahkan menjadi “selamat tinggal, terima kasih”.

Momen-momen ini sangat mengejutkan mengingat gambaran umum yang digembar-gemborkan media Barat soal anggota milisi pembebasan Palestina, Hamas, sebagai kumpulan karakter penculik yang kejam dan tidak manusiawi.

Sebaliknya, interaksi Maya dengan para penculiknya menantang stereotip, mengungkapkan sisi situasi yang melampaui narasi kebrutalan yang biasa digambarkan media Barat.

Hal yang membuat cerita ini semakin luar biasa adalah kelembutan tak terduga yang ditunjukkan oleh para milisi pejuang Palestina.

Meski berada dalam situasi yang sulit, mereka tampak menghibur dan melayani setiap sandera, meninggalkan kesan mendalam pada orang-orang yang mereka tahan.

Perlakuan manusiawi yang tak terduga ini telah membuat banyak tawanan, termasuk Maya, kagum atas belas kasih yang ditunjukkan para militan Palestina.

Video yang viral tersebut lalu menimbulkan beragam spekulasi dari kalangan publik dunia maya.

Sebagian besar netizen mengklaim, para sandera Hamas tersebut diduga telah menderita sebuah fenomena psikologis bernama Stockholm Syndrome.

TATAPAN SANDERA - Tatapan Maya Regev (21), sandera Israel ke seorang anggota Brigade Al Qassam, sayap militer Hamas, saat dibebaskan dalam pertukaran sandera melalui Palang Merah Internasional pada 25 November 2023. Tatapan Maya ini menjadi perbincangan di media sosial, bertolak belakangan dengan citra Hamas yang digembar-gemborkan media Barat sebagai kumpulan karakter yang bengis dan tidak manusiawi.

Apa itu Stockholm Syndrome?

Stockholm Syndrome adalah istilah yang digunakan untuk menjelaskan sebuah kondisi psikologis, dimana terbentuk sebuah ikatan emosional dalam diri korban sandera atau korban kepada pelaku.

Ikatan tersebut dapat berupa rasa simpati, empati, maupun perasaan sayang.

Di sisi lain, para psikolog menduga bahwa Stockholm Syndrome merupakan mekanisme diri para korban untuk mengatasi stres atau trauma yang berlebihan akibat penyanderaan atau penyiksaan yang mereka alami.

Selain itu, para korban juga diduga mencoba untuk memahami sudut pandang penyandera, dan secara tidak sadar mengadopsi nilai-nilai atau tujuan mereka sebagai cara untuk bertahan hidup.

Mengutip Wikipedia, nama sindrom ini pertama kali diambil dari kejadian perampokan Sveriges Kreditbank di Stockholm pada tahun 1973. Dalam insiden tersebut, perampok bank, Jan-Erik Olsson dan Clark Olofsson, diketahui menyandera karyawan bank dari tanggal 23-28 Agustus 1973.

Ketika akhirnya para korban dibebaskan, mereka secara emosional telah menumbuhkan rasa sayang kepada para penyandera, meskipun telah disekap selama enam hari. Para korban bahkan menolak memberikan kesaksian dalam pengadilan dan membela pelaku dengan mengumpulkan dana bantuan hukum.

Kondisi psikologis itu lalu dikenal dengan nama Stockholm Syndrome, yang kemudian dicetuskan oleh kriminolog dan psikiater asal Swedia, Nils Bejerot, yang membantu polisi dalam menangani insiden perampokan tersebut.

Faktor yang Mempengaruhi Stockholm Syndrome

Hingga kini, masih belum diketahui secara pasti penyebab fenomena Stockholm Syndrome tersebut. Meski begitu, terdapat beberapa faktor yang diduga berperan penting dalam proses terbentuknya fenomena ini.

Adapun beberapa faktor yang diduga dapat menimbulkan Stockholm Syndrome adalah :

•Durasi penculikan, penyanderaan, dan kekerasan yang dilakukan sudah berlangsung dalam jangka waktu yang cukup lama.

•Korban dan pelaku merasakan tekanan situasi yang sama saat berada dalam satu ruangan.

•Pelaku berlaku baik kepada korban, seperti memberi makan dan tidak melukai korban.

Gejala Stockholm Syndrome

Sama dengan beberapa fenomena gangguan psikologis lainnya, penderita Stockholm Syndrome juga menunjukkan beberapa gejala, yang jika diperhatikan dengan seksama, dapat dengan jelas terlihat, yaitu :

•Muncul perasaan positif kepada pelaku kriminal, baik itu kasus penculikan, kekerasan,penyanderaan, dan tindak kejahatan lainnya,

•Merasakan kedekatan emosional dengan pelaku,

•Secara sadar dapat membantu pelaku, bahkan untuk melakukan tindak kejahatan,

•Mendukung setiap ucapan, tindakan, dan nilai-nilai yang dianut oleh pelaku,

•Enggan terlibat dalam usaha pembebasan atau penyelamatan diri,

•Muncul perasaan dan perilaku negatif terhadap pihak-pihak lain yang ingin membantu dan membebaskannya.

Selain gejala-gejala tersebut, korban Stockholm Syndrome juga diperkirakan bisa mengalami berbagai gejala gangguan mental yang mirip dengan PTSD (Post-traumatic Stress Disorder), seperti gelisah, selalu curiga, selalu mengenang trauma masa lalu, dan sering bermimpi buruk.

Cara Mengatasi Stockholm Syndrome

Cara paling ampuh untuk mengatasi Stockholm Syndrome adalah dengan melakukan terapi konseling pasca trauma dengan psikiater. Selain terapi, dukungan dari orang-orang terdekat seperti keluarga dan teman juga sangat dibutuhkan untuk mempercepat proses penyembuhan psikologis korban.

Selain itu, proses psikoterapi jangka panjang juga dinilai efektif untuk membantu menangani fenomena psikologis ini.

Melalui penanganan yang tepat dari para ahli, diharapkan dapat mengembalikan kesehatan mental para penderita Stockholm Syndrome dan membantu mereka untuk dapat beraktivitas dan melanjutkan hidupnya seperti sedia kala.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini