Media Israel melaporkan pada Minggu (26/11/2023) kalau para tawanan Israel yang dibebaskan Hamas, ditahan di bagian utara Jalur Gaza.
Hal ini menjadi catatan penting karena Gaza Utara adalah wilayah utama invasi darat tentara pendudukan Israel yang fokus melalukan bombardemen sejak perang dilancarkan hampir sebulan yang lalu.
Sebelumnya juga pada Minggu, outlet berita Israel mengatakan para tawanan yang dibebaskan oleh Hamas pada Sabtu dipindahkan dari Kota Gaza di hadapan penduduk kota tersebut.
Hal ini menunjukkan kalau selama ini berarti para sandera Israel ditahan di tempat tentara IDF beroperasi.
Hal yang mengerikan bagi IDF adalah, selama ini mereka tidak mampu membebaskan sandera 'di depan' kepala mereka sendiri.
Lebih mengerikan lagi, lokasi mereka beroprasi di Gaza Utara adalah area bercokolnya Hamas yang tidak mereka lihat.
Sementara itu, seorang pejabat keamanan senior di tentara Israel juga menyatakan keprihatinannya mengenai wilayah di Gaza utara yang telah dimasuki militer IDF.
“Meskipun tentara Israel telah menguasai wilayah di Jalur Gaza utara, kehadiran Hamas tetap kuat, terutama dengan jaringan terowongan bawah tanah yang memungkinkan para pejuang untuk tinggal di dalamnya selama beberapa bulan,” kata perwira tersebut.
Mengomentari situasi saat ini di Jalur Gaza, media Israel menyatakan kalau "dari sudut pandang praktis, tentara Israel kalah," dan menambahkan bahwa "ada masalah yang sedang dihadapi pasukan [Israel] di Gaza selama gencatan senjata."
Baca juga: IDF Alami Masalah Besar Saat Gencatan Senjata: Prajurit Israel Berkurang, Suporter Hamas Bertambah
Di antara tantangan-tantangan ini adalah ketidakmampuan untuk melemahkan Hamas meskipun IDF sudah melakukan pemboman besar-besaran, yang diluncurkan bersamaan dengan pengepungan dan blokade total.
Menyusul pengumuman gencatan senjata, media Israel mengatakan pada Senin. "Siapa pun yang berduka atas Hamas harus melihat hari ini; setelah 49 hari bertempur, Hamas telah membuktikan bahwa mereka tetap kuat dan menguasai Gaza."
Pasukan Radwan Bisa Acak-acak Haifa
Adapun Mayor Jenderal Yitzhak Brick, lebih jauh mengungkapkan kelemahan lain dari pertahanan Israel.
Dia mengungkapkan keheranannya atas tidak pecahnya perang dalam konfrontasi baru-baru ini antara milisi perlawanan Lebanon dan pendudukan Israel di perbatasan utara.
Brick berkomentar, saat Hamas menyerang pada 7 Oktober 2023 lewat Operasi Banjir al-Aqsa, Israel dalam posisi sangat rentan di perbatasan.