TRIBUNNEWS.COM - Presiden Rusia Vladimir Putin telah memerintahkan peningkatan signifikan dalam militer negaranya.
Ia meminta jumlah pasukan militer Rusia ditambah 170 ribu orang hingga mencapai total 1,32 juta tentara saat invasi besar-besaran Kremlin memasuki bulan ke-22.
Putin menandatangani dekrit tersebut sebagai tanggapan atas 'aktivitas agresif blok NATO' dan operasi militer khusus di Ukraina.
Keputusan ini dikeluarkan oleh Kremlin pada Jumat (1/12/2023) dan akan segera berlaku.
“Sesuai dengan keputusan presiden Rusia yang ditandatangani pada 29 November 2023, jumlah maksimum angkatan bersenjata Federasi Rusia telah ditingkatkan dari 170.000 personel militer menjadi 1.320.000 personel militer,” kata kementerian pertahanan, dikutip dari independent.co.uk.
Kementerian Pertahanan mengatakan perintah tersebut tidak berarti adanya perluasan wajib militer secara signifikan.
Baca juga: Pesan Politik Rusia di Balik Fashion Summit Moskow
Namun penambahan pasukan ini akan dilakukan secara bertahap.
“Dalam hal ini, belum ada rencana untuk meningkatkan wajib militer secara signifikan. Mobilisasi tidak direncanakan,” bunyi pernyataan itu.
Keputusan ini merupakan penambahan pasukan yang kedua sejak tahun 2018, dikutip dari The Guardian.
Pada Agustus 2022, Putin meminta penambahan jumlah pasukan sebanyak 137.000.
Sehingga jumlah total militer menjadi sekitar dua juta personel, termasuk sekitar 1,15 juta tentara.
Perintah tersebut mulai berlaku pada 1 Januari 2023.
Baca juga: SBU Dituduh Jadi Dalang Ledakan dan Kebakaran Kereta Api di Jalur yang Hubungkan Rusia-Tiongkok
Desember lalu, Menteri Pertahanan Rusia, Sergei Shoigu, menyatakan bahwa negaranya membutuhkan 1,5 juta pasukan.
Tujuannya untuk menjamin pemenuhan tugas guna menjamin keamanan Rusia.
Akan tetapi, ia tidak mengatakan kapan kekuatan militer akan mencapai jumlah tersebut.
Sementara itu, NATO baru-baru ini memperluas cakupannya dengan memasukkan Finlandia, negara yang memiliki perbatasan luas dengan Rusia.
Di tengah berlanjutnya permusuhan, jumlah korban militer Rusia dan Ukraina masih belum pasti.
Militer Rusia telah mengkonfirmasi hanya sekitar 6.000 korban militer, namun perkiraan negara-negara Barat jauh lebih tinggi.
Pada bulan Oktober, Kementerian Pertahanan Inggris mengatakan Rusia kemungkinan menderita 150.000 hingga 190.000 korban permanen.
Jumlah tersebut termasuk tentara yang terbunuh atau terluka secara permanen.
(Tribunnews.com/Farrah Putri)
Artikel Lain Terkait Konflik Rusia vs Ukraina