TRIBUNNEWS.COM - Presiden Rusia, Vladimir Putin, mendesak perempuan Rusia untuk memiliki delapan anak atau lebih di tengah melonjaknya jumlah korban dalam perang melawan Ukraina.
Dalam pidatonya melalui tautan video di Dewan Rakyat Rusia Sedunia di Moskow pada Selasa (28/11/2023), Putin mengatakan peningkatan populasi Rusia akan menjadi tujuannya untuk beberapa dekade mendatang.
“Banyak masyarakat kita yang mempertahankan tradisi keluarga, yaitu membesarkan empat, lima anak atau lebih,” kata Putin.
“Ingatlah bahwa di keluarga Rusia, nenek dan nenek buyut kami memiliki 7 dan 8 anak. Mari kita lestarikan dan hidupkan kembali tradisi ini. Memiliki banyak anak, keluarga besar, harus menjadi norma, cara hidup bagi seluruh masyarakat Rusia,” lanjutnya, dikutip dari India Today.
Konferensi ini dipimpin oleh kepala gereja Ortodoks Rusia, Patriark Kirill, dan dihadiri oleh perwakilan organisasi keagamaan tradisional Rusia lainnya.
Tema pertemuan ini adalah “Masa Kini dan Masa Depan Dunia Rusia”.
Baca juga: Israel akan Buru Hamas di Luar Negeri, Shin Bet Siap Ulangi Operasi Munich
Krisis Populasi di Rusia
Meski komentar Putin tidak secara langsung merujuk pada besarnya korban jiwa Rusia dalam Perang Ukraina, beberapa media mengaitkan seruan Putin dengan krisis populasi.
Kelompok independen Rusia, Re: Russia, melaporkan perkiraan antara 820.000-920.000 orang Rusia melarikan diri dari negara itu.
Menurut data yang dikelola Ukraina, angka kelahiran di Rusia terus menurun sejak tahun 90an dan negara tersebut telah menderita lebih dari 300.000 korban sejak awal perang Ukraina.
Setelah Perang Ukraina, Rusia menghadapi berbagai tantangan termasuk kekurangan tenaga kerja yang parah dan melambatnya ekonomi.
Baca juga: Inggris Bantu Israel, Hamas: Memalukan, Mereka Harusnya Tebus Deklarasi Balfour 1917 di Palestina
Sejak berkuasa 24 tahun lalu, Putin telah berupaya meningkatkan angka kelahiran di Rusia dengan memperkenalkan serangkaian insentif pemerintah bagi mereka yang memiliki anak, termasuk tunjangan bagi keluarga yang memiliki lebih dari satu anak.
Namun, langkah-langkah itu tidak berdampak besar.
Menurut angka dari Rosstat, layanan statistik federal Rusia, menyebutkan populasi Rusia pada 1 Januari 2023 berjumlah 146.447.424 jiwa, lebih rendah dibandingkan pada tahun 1999 ketika Putin pertama kali menjadi presiden, lapor Le Monde.
“Rusia kekurangan pekerja,” kata Alexei Raksha, seorang ahli demografi yang sebelumnya bekerja di Rosstat, kepada AFP pada Februari 2023.
Menurutnya, ini adalah masalah lama, namun menjadi lebih buruk karena mobilisasi dan pemberangkatan massal.
(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)