News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Konflik Rusia Vs Ukraina

Putin Minta Wanita Rusia Miliki 8 Anak atau Lebih: Mari Lestarikan Tradisi Ini

Penulis: Yunita Rahmayanti
Editor: Nanda Lusiana Saputri
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Presiden Rusia Vladimir Putin bertemu dengan ilmuwan muda di Taman Sains dan Seni Sirius di wilayah selatan Krasnodar pada 29 November 2023. --- Putin mendesak wanita Rusia untuk memiliki 8 anak atau lebih.

TRIBUNNEWS.COM - Presiden Rusia, Vladimir Putin, mendesak perempuan Rusia untuk memiliki delapan anak atau lebih di tengah melonjaknya jumlah korban dalam perang melawan Ukraina.

Dalam pidatonya melalui tautan video di Dewan Rakyat Rusia Sedunia di Moskow pada Selasa (28/11/2023), Putin mengatakan peningkatan populasi Rusia akan menjadi tujuannya untuk beberapa dekade mendatang.

“Banyak masyarakat kita yang mempertahankan tradisi keluarga, yaitu membesarkan empat, lima anak atau lebih,” kata Putin.

“Ingatlah bahwa di keluarga Rusia, nenek dan nenek buyut kami memiliki 7 dan 8 anak. Mari kita lestarikan dan hidupkan kembali tradisi ini. Memiliki banyak anak, keluarga besar, harus menjadi norma, cara hidup bagi seluruh masyarakat Rusia,” lanjutnya, dikutip dari India Today.

Konferensi ini dipimpin oleh kepala gereja Ortodoks Rusia, Patriark Kirill, dan dihadiri oleh perwakilan organisasi keagamaan tradisional Rusia lainnya.

Tema pertemuan ini adalah “Masa Kini dan Masa Depan Dunia Rusia”.

Baca juga: Israel akan Buru Hamas di Luar Negeri, Shin Bet Siap Ulangi Operasi Munich

Krisis Populasi di Rusia

Meski komentar Putin tidak secara langsung merujuk pada besarnya korban jiwa Rusia dalam Perang Ukraina, beberapa media mengaitkan seruan Putin dengan krisis populasi.

Kelompok independen Rusia, Re: Russia, melaporkan perkiraan antara 820.000-920.000 orang Rusia melarikan diri dari negara itu.

Menurut data yang dikelola Ukraina, angka kelahiran di Rusia terus menurun sejak tahun 90an dan negara tersebut telah menderita lebih dari 300.000 korban sejak awal perang Ukraina.

Setelah Perang Ukraina, Rusia menghadapi berbagai tantangan termasuk kekurangan tenaga kerja yang parah dan melambatnya ekonomi.

Barisan tentara Rusia selama perayaan Hari Kemenangan ke-78 di Lapangan Merah, Moskow, pada Selasa (9/5/2023). Rusia memamerkan 10.000 tentara selama parade militer, jumlah yang lebih rendah dari tahun-tahun sebelumnya. (Telegram/Kedutaan Rusia)

Baca juga: Inggris Bantu Israel, Hamas: Memalukan, Mereka Harusnya Tebus Deklarasi Balfour 1917 di Palestina

Sejak berkuasa 24 tahun lalu, Putin telah berupaya meningkatkan angka kelahiran di Rusia dengan memperkenalkan serangkaian insentif pemerintah bagi mereka yang memiliki anak, termasuk tunjangan bagi keluarga yang memiliki lebih dari satu anak.

Namun, langkah-langkah itu tidak berdampak besar.

Menurut angka dari Rosstat, layanan statistik federal Rusia, menyebutkan populasi Rusia pada 1 Januari 2023 berjumlah 146.447.424 jiwa, lebih rendah dibandingkan pada tahun 1999 ketika Putin pertama kali menjadi presiden, lapor Le Monde.

“Rusia kekurangan pekerja,” kata Alexei Raksha, seorang ahli demografi yang sebelumnya bekerja di Rosstat, kepada AFP pada Februari 2023.

Menurutnya, ini adalah masalah lama, namun menjadi lebih buruk karena mobilisasi dan pemberangkatan massal.

(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)

Berita lain terkait Rusia dan Ukraina

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini