TRIBUNNEWS.COM - Pasukan Israel telah mundur dari Kota Jenin dan kampnya pada Rabu (6/12/2023) lewat tengah malam setelah serangan yang berlangsung hampir 9 jam.
Serangan Israel di Kota Jenin mengakibatkan penembakan dan melukai tujuh warga sipil, termasuk seorang perempuan dan seorang anak, penahanan sedikitnya 18 warga sipil, dan penghancuran infrastruktur.
Serangan itu dimulai saat 40 kendaraan tentara masuk ke kota dan kamp pengungsi pada Selasa, (5/12/2023) siang hari di tengah penembakan besar-besaran dan penembakan granat asap, peluru tajam, dan bom gas air mata, melukai tujuh orang.
Tentara Israel menyerbu rumah-rumah dan melakukan penggeledahan, kata penduduk kepada Al Jazeera.
Pintu masuk dua rumah sakit utama di Jenin diblokir oleh pasukan Israel.
Nidal Naghnaghia, yang memimpin Komite Tindak Lanjut Tinggi untuk kamp Jenin, mengatakan kepada Al Jazeera bahwa setidaknya dua rumah juga dikepung oleh pasukan Israel dan yang lainnya digeledah.
Baca juga: Putin Kunjungi UEA dan Arab Saudi, Bahas Perang Israel-Hamas hingga Jamu Presiden Iran di Moskow
"Israel mengambil keuntungan dari perang, yang membuat segala sesuatunya diperbolehkan, untuk melenyapkan pejuang di seluruh Tepi Barat, termasuk Jenin, Tulkarem dan Nablus," katanya.
Pasukan juga mengebom rumah warga Salim Abu Awad di kamp Jenin dengan rudal anti-tank 'Energa', yang menyebabkan kebakaran terjadi di dalam rumah dan menimbulkan kerusakan serius.
Kebakaran juga terjadi di rumah lain akibat serangan Israel, sebelum petugas sipil dapat mencapai rumah tersebut dan memadamkan api.
Masyarakat Bulan Sabit Merah Palestina (PRCS) di Jenin melaporkan bahwa pasukan pendudukan memukuli awak ambulans di kamp Jenin ketika mereka berusaha mengangkut korban luka dari dalam kamp.
Sementara itu, tentara dikerahkan di sekitar Rumah Sakit Jenin dan Ibnu Sina, menghentikan dan mencari ambulans, di tengah bentrokan yang disertai kekerasan.
Koresponden WAFA mengatakan bahwa pasukan pendudukan melakukan penggerebekan dan penggeledahan besar-besaran terhadap rumah-rumah, di mana mereka menimbulkan kekacauan dan menghancurkan isinya.
Buldoser juga menghancurkan infrastruktur dan kendaraan di pinggiran kamp serta di gang-gang dan jalan-jalannya.
Serangan tersebut menyebabkan beberapa lingkungan di Jenin tanpa aliran listrik setelah pendudukan menargetkan trafo listrik dengan peluru.