News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Konflik Palestina Vs Israel

Amnesty International Klaim Senjata Buatan AS Dipakai saat IDF Serang Gaza, 43 Warga Sipil Tewas

Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Nanda Lusiana Saputri
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Warga Palestina memeriksa kehancuran setelah serangan udara Israel di kamp pengungsi Rafah di Jalur Gaza selatan pada 1 Desember 2023, ketika pertempuran kembali terjadi tak lama setelah berakhirnya gencatan senjata tujuh hari antara Israel dan militan Hamas. Gencatan senjata sementara antara Israel dan Hamas berakhir pada tanggal 1 Desember, dengan tentara Israel mengatakan operasi tempur telah dilanjutkan, menuduh Hamas melanggar jeda operasional.

TRIBUNNEWS.COM - Berdasarkan investigasi yang dilakukan Amnesty International, diduga sistem panduan senjata buatan Amerika Serikat (AS), digunakan dalam dua serangan udara Israel di Gaza pada bulan Oktober 2023.

Akibat serangan udara Israel itu 43 warga sipil di Gaza tewas.

Fragmen sistem panduan Joint Direct Attack Munitions (JDAM) buatan AS ditemukan di reruntuhan rumah yang hancur di lingkungan Deir al-Balah di Gaza tengah, menurut sebuah laporan yang dirilis pada Selasa (5/12/2023) oleh Amnesty International.

"JDAM adalah perangkat pemandu yang mengubah bom jatuh bebas yang tidak terarah menjadi amunisi 'pintar' yang akurat dan mampu melawan cuaca buruk," menurut Angkatan Udara AS.

Israel memang dilaporkan menggunakan berbagai macam senjata dan amunisi Amerika.

Baca juga: Amnesty International Ungkap Hasil Penelitian Tentang TikTok dan Bahaya untuk Anak dan Remaja

Warga Palestina memeriksa kehancuran yang disebabkan oleh serangan Israel terhadap rumah mereka di desa Khuzaa, dekat Abasan sebelah timur Khan Yunis dekat pagar perbatasan antara Israel dan Jalur Gaza selatan pada 27 November 2023, di tengah gencatan senjata antara Israel dan Hamas. (KATA KHATIB/AFP)

Namun laporan Amnesty International adalah salah satu upaya pertama untuk menghubungkan senjata buatan Amerika dengan serangan tertentu yang menyebabkan sejumlah besar warga sipil tewas.

CNN tidak dapat memverifikasi temuan Amnesty International secara independen.

Laporan tersebut menjelaskan lebih lanjut bahwa Amnesty International mengatakan para ahli senjata dan "analis penginderaan jarak jauh" memeriksa citra satelit dan foto rumah-rumah.

Dan tampak pecahan persenjataan yang ditemukan dari puing-puing yang hancur.

Akibat dua serangan ini, 19 anak-anak, 14 perempuan, dan 10 laki-laki tewas, klaim laporan tersebut.

Baca juga: Audiensi ke KPU, Amnesty International Minta Pelanggaran HAM Berat Masuk di Debat Pilpres

Warga Palestina memeriksa kerusakan di sebuah bangunan tempat tinggal di Rafah di Jalur Gaza selatan setelah serangan udara Israel pada awal 4 Desember 2023. (MOHAMMED ABED / AFP)

Amnesty International menguraikan tidak menemukan indikasi apa pun soal sasaran militer yang berada di lokasi serangan udara tersebut.

Dalam laporan yang dibagikan organisasi hak asasi manusia menekankan bahwa penggunaan senjata AS untuk serangan semacam itu harus menjadi peringatan mendesak bagi pemerintahan Presiden Joe Biden.

Pada Rabu (6/12/2023), Juru bicara Amnesty International, Matt Miller mengatakan Departemen Luar Negeri AS sedang meninjau laporan tersebut.

"Kami telah menjelaskan dalam diskusi kami dengan para pemimpin Israel bahwa kami sangat prihatin terhadap perlindungan warga sipil dalam konflik ini," kata Miller.

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini