TRIBUNNEWS.COM, KYIV - Pemerintah Ukraina mengajukan permintaan bantuan militer kepada Amerika Serikat.
Tak main-main, Kyiv meminta sejumlah alutsista premium dalam list yang mereka kirim ke Washington.
List permintaan ini berisi pesawat tempur multi-peran, pesawat angkut udara strategis, dan helikopter serang berat.
"Permintaan Ukraina ini terjadi di saat negara-negara Barat melaporkan adanya “kelelahan” dalam terus mempersenjatai Ukraina, mengingat prospek buruk Ukraina di medan perang dan masalah industri pertahanan yang dihadapi AS dan Eropa sendiri," ujar kolumnis Eurasiantimes, Parth Satam.
Ukraina sedang menghadapi kondisi yang sulit. Perang dengan Rusia masih terus berlanjut.
Di satu sisi, meningkatnya ketegangan di Timur Tengah, juga memicu kekhawatiran kurangnya dukungan dari Barat kepada negara bekas Uni Soviet tersebut.
Di sisi lain, sejumlah analis militer meragukan permintaan Ukraina akan disetujui Gedung Putih.
Baru-baru ini, Partai Republik di Senat AS juga memblokir undang-undang yang akan memberikan bantuan keamanan baru senilai miliaran dolar untuk Ukraina dan Israel daripada terus memaksakan tuntutan mereka untuk mengambil tindakan yang lebih ketat guna mengendalikan imigrasi di perbatasan AS dengan Meksiko.
Sebenarnya Presiden Joe Biden telah menjadikan isu kebijakan luar negeri mengenai kemenangan Ukraina sebagai agenda pemilu untuk dipilih kembali pada November 2024.
Namun karena dukungan terhadap Ukraina dalam perang ini tidak begitu populer di AS, daftar keinginan Kyiv yang mencakup senjata senilai miliaran dolar menandai adanya penyimpangan tajam dalam persepsi pemerintahan Biden dan Presiden Volodymyr Zelensky dalam memandang perang tersebut.
F-18 hingga Heli Apache
Menurut Reuters, Ukraina sedang mencari sistem pertahanan udara yang canggih, jet tempur F-18 Hornet, drone, Apache, dan helikopter Blackhawk.
“Daftar persenjataan untuk memenuhi kebutuhan pasukan pertahanan Ukraina” disampaikan oleh pejabat Kementerian Pertahanan Ukraina dalam konferensi tertutup di Washington pada tanggal 6 Desember. Pejabat pemerintah dan eksekutif industri pertahanan menghadiri pertemuan tersebut.
Daftar lengkap tersebut mencakup persenjataan yang sudah dimiliki Ukraina, seperti tank Abrams dan artileri 155 milimeter, serta beberapa persenjataan, seperti F-16, drone, dan rudal ATACMS jarak jauh yang sebelumnya diminta oleh Ukraina.
Namun daftar tersebut memiliki beberapa kejutan, termasuk barang-barang mahal seperti pesawat angkut C-17 Globemaster Boeing dan Lockheed Martin C-130 Super Hercules.
Helikopter serang Apache Boeing, serta helikopter Black Hawk yang dibuat oleh unit Sikorsky milik Lockheed Martin, masuk dalam daftar tersebut.
Namun Ukraina tidak berhenti di situ. Dokumen tersebut menunjukkan Ukraina juga mencari jet tempur F-18 Hornet dan tiga jenis drone buatan General Atomics, termasuk MQ-9B Sky Guardian dan sistem pertahanan udara Terminal High Altitude Area Defense (THAAD) buatan Lockheed.
Mengapa THAAD? Ukraina sudah memiliki dua sistem pertahanan udara terkemuka asal AS. Yang paling kuat adalah Patriot PAC-3, yang dilaporkan mencegat rudal balistik Rusia Kh-47 Kinzhal yang diluncurkan dari udara pada tanggal 4 Mei.
Kyiv juga memiliki Rudal Permukaan-ke-Udara Tingkat Lanjut Norwegia (NASAMS) yang menembakkan Rudal Udara-ke-Udara Jarak Menengah Tingkat Lanjut (AMRAAM) dalam peran SAM.
Kedua sistem AS ini dapat mencegat rudal balistik dan jelajah Rusia seperti Iskander atau Kh-101 atau Kh-555 yang diluncurkan dari udara yang sering ditembakkan Rusia dalam serangan jarak jauh dalam serangan drone kamikaze Geran-2 yang terkoordinasi.
THAAD mungkin akan memperluas potensi ini, karena sistem baru ini akan memungkinkan pencegatan rudal balistik yang mendekat di atmosfer luar dan mencakup wilayah yang lebih luas.