TRIBUNNEWS.COM - Menurut badan bantuan PBB di wilayah pendudukan Palestina, Direktur RS Kamal Adwan, Ahmed al-Kahlout dan sekitar 70 staf belum dibebaskan oleh tentara militer Israel (IDF) hingga saat ini.
Keberadaan Ahmed al-Kahlout dan 70 staf medis lainnya juga tidak diketahui.
“Direktur rumah sakit dan sekitar 70 staf medis lainnya masih ditahan di lokasi yang tidak diketahui di luar rumah sakit,” kata PBB, dikutip dari Al Jazeera.
Namun, PBB mengatakan IDF telah membebaskan lima dokter dan semua staf medis perempuan.
Menurut laporan mereka yang dibebaskan, mereka diinterogasi, dipukuli dan terkena cuaca buruk, sebelum akhirnya kembali ke rumah sakit.
Sebagai informasi, IDF telah menggerebek Rumah Sakit Kamal Adwan di Gaza Utara.
Baca juga: IDF Gerebek RS Kamal Adwan, Direktur hingga Staf Medis Ditahan
Penggerebekan tersebut terjadi selema beberapa hari.
Kemudian pada hari Selasa, IDF mengumpulkan pria dan anak laki-laki di halaman rumah sakit, termasuk staf medis.
Selain itu, IDF juga menahan direktur RS Kamal Adwan dan semua staf medis, dikutip dari Anadolu Agency.
Juru bicara Kementerian, Ashraf Al-Qudra mengatakan IDF mengintogerasi staf medis di bawah ancaman di dalam unit gawat darurat rumah sakit.
Hani Mahmoud dari Al Jazeera mengakan serangan terjadi menggunakan senjata berat dan tembakan artileri.
“Tank-tank didorong lebih dalam ke gerbang dan seluruh fasilitas berada di bawah pemboman besar-besaran,” katanya.
Ia juga mengatakan IDF menggunakan pengeras suara untuk memanggil warga yang berusia di atas 15 tahun.
“Pengeras suara digunakan untuk memanggil siapa pun yang berusia di atas 15 tahun agar keluar dari gedung dengan tangan terangkat.”