News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Konflik Palestina Vs Israel

Perlawanan Keras Militan Hamas, 9 Tentara Israel Tewas dalam Penyergapan di Kota Gaza

Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Garudea Prabawati
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Gambar yang diambil dari Rafah menunjukkan asap mengepul di atas Khan Yunis di Jalur Gaza selatan selama serangan Israel pada 11 Desember 2023, di tengah berlanjutnya pertempuran antara Israel dan kelompok militan Palestina Hamas.

TRIBUNNEWS.COM - Militan Hamas Palestina melakukan perlawanan keras terhadap tentara Israel.

Sedikitnya sembilan tentara Israel tewas dalam penyergapan yang dilakukan oleh militan Hamas Palestina di Kota Gaza pada Selasa (12/12/2023), dikutip dari Arab News.

Di antara mereka yang tewas adalah Kolonel Itzhak Ben Basat, yang berusia 44 tahun.

Ia adalah seorang perwira paling senior yang tewas dalam operasi darat.

Lalu, Letkol Tomer Grinberg, yang merupakan seorang komandan batalion.

Hal ini menjadi kekalahan terburuk sejak 15 tentara Israel tewas pada 31 Oktober 2023, lapor Al Arabiya.

"Penyergapan yang terjadi terjadi ketika pasukan yang melakukan pencarian di area bangunan, kehilangan kontak dengan empat tentara yang diserang," kata militer Israel.

"Ketika tentara lainnya melancarkan operasi penyelamatan, mereka disergap dengan tembakan kera dan bahan peledak," urai militer Israel.

Baca juga: Video PM Inggris Rishi Sunak Dipermalukan dengan Pertanyaan Hadiah Natal untuk Anak-anak Gaza

Bentrokan terjadi sepanjang Selasa (12/12/2023) malam hingga Rabu (13/12/2023) di berbagai wilayah, terutama Shijaiyah.

Shijaiyah sendiri adalah sebuah lingkungan padat yang berubah menjadi lokasi pertempuran besar selama perang Israel-Hamas pada tahun 2014 lalu, Ap News melaporkan.

Seorang petani Palestina yang tinggal di lingkungan tersebut mengakui bahwa situasinya menakutkan dan membuatnya kesulitan tidur.

"Situasinya semakin buruk, dan kami tidak memiliki tempat yang aman untuk dituju," kata Mustafa Abu Taha, melalui sambungan telepon dengan Arab News.

Gambar yang diambil dari Rafah menunjukkan kobaran api di tengah asap di atas Khan Yunis di Jalur Gaza selatan selama serangan Israel, pada 12 Desember 2023, di tengah berlanjutnya pertempuran antara Israel dan kelompok militan Palestina Hamas. Israel mengebom kota utama Khan Yunis di Gaza selatan pada 11 Desember, setelah Hamas memperingatkan bahwa tidak ada sandera Israel yang disandera pada serangan 7 Oktober yang akan meninggalkan wilayah itu dalam keadaan hidup, kecuali tuntutan pembebasan tahanan dipenuhi. (MAHMUD HAMS / AFP)

Kemarahan internasional

Krisis kemanusiaan akibat dari perang Israel-Hamas telah memicu kemarahan internasional.

Meski Perdana Menteri Benjamin Netanyahu mengakui situasi yang terjadi "sangat sulit", ia enggan mendengarkan seruan internasional untuk gencatan senjata.

"Kami terus melanjutkannya sampai akhir, hingga meraih kemenangan, hingga Hamas dimusnahkan," kata Netanyahu kepada tentara di Gaza melalui radio, dikutip dari Reuters.

Amerika Serikat (AS) telah berulang kali meminta Israel untuk mengambil tindakan nyata untuk menyelamatkan warga sipil.

Baca juga: Israel Umumkan Kekalahan Terburuknya, Hamas: Semakin Lama Anda di Gaza, Semakin Rugi dan Kecewa

Pada Selasa (12/12/2023), Presiden AS, Joe Biden mengatakan telah memperingatkan Netanyahu bahwa Israel bisa kehilangan dukungan internasional jika terus melanjutkan pengeboman tanpa pandang bulu.

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu (kiri) menyambut Presiden AS Joe Biden setibanya di bandara Ben Gurion Tel Aviv pada 18 Oktober 2023, di tengah pertempuran yang sedang berlangsung antara Israel dan kelompok Palestina Hamas. Biden mendarat di Israel pada 18 Oktober, dalam kunjungan solidaritas menyusul serangan Hamas yang memicu pembalasan besar-besaran Israel. Ribuan orang, baik warga Israel maupun Palestina, tewas sejak 7 Oktober 2023, setelah militan Hamas Palestina yang berbasis di Jalur Gaza, memasuki Israel selatan dalam serangan mendadak yang menyebabkan Israel menyatakan perang terhadap Hamas di Gaza pada 8 Oktober. (Brendan SMIALOWSKI / AFP) (AFP/BRENDAN SMIALOWSKI)

Israel mengaku bahwa pihaknya berusaha untuk menimbulkan kerugian terhadap warga sipil dan menyalahkan tingginya korban jiwa pada Hamas.

Tel Aviv menilai situasi yang makin buruk ini akibat Hamas menyembunyikan pejuang, terowongan, dan senjata di darerah pemukiman.

Korban tewas perang Israel-Hamas

Dilansir Al Jazeera, serangan yang dilancarkan Israel baik di udara mau pun di darat telah menewaskan lebih dari 18.600 warga Palestina.

Kota Gaza dan kota-kota sekitarnya telah hancur berkeping-keping.

Hampir 1,9 juta orang terpaksa meninggalkan rumah mereka.

Militer Israel mengatakan 115 tentara tewas dalam serangan darat.

Kematian tentara adalah topik yang emosional di Israel, sebuah negara kecil berpenduduk 9 juta orang di mana dinas militer adalah wajib bagi sebagian besar orang Yahudi.

Baca juga: Video Aksi Tak Pantas Tentara Israel di Gaza Bermunculan, dari Bakar Makanan hingga Obrak-abrik Toko

Warga Palestina berbelanja di tengah hujan di pasar Al-Zawiya di Kota Gaza pada 27 November 2023, pada hari keempat gencatan senjata antara Israel dan Hamas. Pemerintah Israel mengatakan pada tanggal 27 November, pihaknya telah memberi tahu Hamas bahwa opsi untuk perpanjangan gencatan senjata di Jalur Gaza terbuka. (Omar El-Qattaa / AFP)

Meskipun masyarakat Israel tampaknya sangat mendukung perang melawan Hamas, sentimen tersebut dapat berubah jika jumlah korban tewas di kalangan tentara Israel terus meningkat.

Hujan lebat mengguyur Gaza

Kamp pengungsi di Deri el-Balah, Gaza tengah, Palestina dilanda hujan lebat disertai angin pada Rabu (13/12/2023)

Warga Palestina yang mengungsi dari Gaza utara terpaksa meminta pakaian dan mengetuk pintu rumah orang-orang yang tempat tinggalnya tidak dibom.

Hujan lebat di wilayah Gaza menambah kekhawatiran akan penyebaran penyakit di tempat penampungan yang penuh sesak dan tidak memiliki fasilitas pembuangan limbah yang memadai.

Dikutip dari Al Jazeera, Kementerian Kesehatan wilayah Palestina melaporkan penyakit menular sedang menyebar di Gaza.

Lebih dari 360.000 kasus infeksi telah ditemukan di antara 1,9 juta orang yang mengungsi akibat serangan militer Israel.

Baca juga: AS dan Israel Makin Dikucilkan Dunia, Sekutu AS Malah Dukung Gencatan Senjata di Gaza

Warga Palestina berjalan di bawah hujan di sebuah kamp pengungsi di Rafah, di Jalur Gaza selatan tempat sebagian besar warga sipil mengungsi, pada 13 Desember 2023, ketika pertempuran terus berlanjut antara Israel dan kelompok militan Palestina Hamas. Israel mendapat tekanan pada 13 Desember dari sekutu-sekutunya atas perang yang mereka lakukan di Gaza, dan pendukung utama mereka, Amerika Serikat, mengkritik pemboman yang dilakukan Israel sebagai respons terhadap serangan 7 Oktober sebagai tindakan yang "tidak pandang bulu". (MAHMUD HAMS / AFP)

Dalam laporan situasi terbaru mengenai kondisi di Gaza, Kantor Koordinasi Urusan Kemanusiaan PBB melaporkan kasus meningitis, cacar air, penyakit kuning, dan infeksi saluran pernapasan atas.

Israel ledakkan gedung sekolah

Pada Selasa (12/12/2023), pasukan Israel meledakkan gedung sekolah Otoritas Bantuan dan Pekerjaan PBB di Beit Hanoon di Gaza utara.

Israel serang Jenin

Serangan militer Israel terhadap Jenin di Tepi Barat yang diduduki telah berlanjut selama 29 jam.

Serangan yang berlangsung dari Selasa itu berlanjut hingga Rabu (13/12/2023) pagi, menurut koresponden Al Jazeera Charles Stratford.

(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini