TRIBUNNEWS.COM - Lebih dari dua bulan setelah Israel memulai perangnya terhadap Hamas, rincian tentang persenjataan apa yang digunakan Pasukan Pertahanan Israel (IDF) di Gaza, mulai muncul.
Laporan interlijen Amerika Serikat menyebut bahwa hampir separuh dari bahan peledak yang dijatuhkan Israel di Gaza adalah "dumb bomb" atau "bom bodoh."
Tiga sumber yang mengetahui penilaian baru dari Kantor Direktur Intelijen Nasional AS mengenai serangan udara Israel mengatakan kepada CNN minggu ini bahwa sekitar 40-45 persen dari 29.000 amunisi udara yang digunakan di Gaza tidak terarah.
Sisanya adalah senjata berpemandu presisi.
Artinya, Israel menggunakan lebih dari 13.000 "bom bodoh" dalam serangannya di Gaza.
Bom-bom tersebut tidak memiliki sistem panduan internal atau perangkat untuk menuju tepat pada sasarannya.
Baca juga: Israel Buldoser Kuburan Al Faluja, Tak Hanya Menyerang Orang Hidup yang Sudah Mati Pun Dihabisi
Bom seperti itu berpotensi menyebabkan kerusakan besar di luar wilayah sasaran yang dituju.
Israel menerima beberapa kritik atas dugaan penggunaan bom tak terarah selama minggu pertama serangan udaranya di Gaza.
Pada awal Oktober, militer Israel membagikan foto dan video jet tempur yang lepas landas dengan misi menjatuhkan bom.
Para ahli dengan cepat mengidentifikasi bom tersebut sebagai bom "bodoh" yang tidak terarah.
Beberapa akun informasi sumber terbuka juga mendokumentasikan penggunaan bom tersebut.
Salah satunya mengatakan bahwa Angkatan Udara Israel mungkin menggunakan persediaan amunisi tak-terarah yang lebih tua dan kurang akurat.
IDF pernah membagikan foto dan video bomnya yang dilengkapi dengan Joint Direct Attack Munitions (JDAMs) dan senjata berpemandu presisi lainnya.
Namun, beberapa senjata yang disebut presisi pun, karena ukuran bomnya yang sampai 900 kg, dapat menimbulkan kerusakan serius melebihi sasaran yang dituju.