Anggap Hadiah Buat Hamas, Israel Minta AS Setop Bicara Soal Solusi Dua Negara Berdampingan
TRIBUNNEWS.COM - Para pejabat Israel diam-diam mendesak Amerika Serikat untuk tidak berbicara secara terbuka mengenai solusi dua negara.
Wacana solusi dua negara yang dimaksud adalah Israel dan Palestina sebagai dua negara, mendiami dan berbagai wilayah yang sama.
Artinya, ide ini mengharuskan Palestina diakui sebagai sebuah negara yang merdeka dan berdaulat.
Baca juga: Media Israel Sebut Pembanjiran Terowongan Sukses, Hamas: Dibangun Insinyur, Sudah Diperhitungkan
"Israel meminta Gedung Putih untuk bicara secara terbuka mengenai solusi dua negara sebagai dampak dari operasi Banjir Al-Aqsa pada tanggal 7 Oktober, kata empat pejabat Israel dan AS kepada Times of Israel.
Bagi Israel, penerapan solusi dua negara adalah hadiah bagi milisi pembebasan Palestina, Hamas.
“Solusi dua negara setelah kejadian 7 Oktober adalah hadiah bagi Hamas,” kata salah satu pejabat Israel.
Pesan tersebut telah disuarakan oleh Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, mantan panglima perang (angkatan bersenjata) Benny Gantz, Presiden Isaac Herzog, dan bahkan pemimpin oposisi Yair Lapid.
“Netanyahu-lah yang mengatakannya dengan lantang dan blak-blakan, namun saat ini Israel sama sekali tidak berminat pada gagasan dua negara,” tambah seorang pejabat Israel.
Baca juga: AS-Israel Rebutan Balas Serang Ansarallah, Washington Desak Tel Aviv Tak Respons Rudal Houthi Yaman
Tak Percaya Solusi Dua Negara
Gantz mengomentari solusi dua negara pada Kamis malam, meskipun ia menahan diri untuk tidak menggunakan istilah “negara.”
“Jelas bagi kami dan mitra kami bahwa konsep lama dan realitas beberapa dekade terakhir perlu diubah dan berwawasan ke depan,” kata Gantz.
Herzog mengatakan kepada AP kalau dia mendesak “untuk tidak hanya mengatakan ‘solusi dua negara’.
"Mengapa? Karena ada bab emosional di sini yang harus ditangani. Bangsa saya sedang berduka. Bangsa saya berada dalam trauma,” kata Gantz
Kekhawatiran para pejabat Israel serupa dengan klaim serupa yang dibuat oleh Menteri Luar Negeri Iran Hossein Amir-Abdollahian awal pekan ini ketika dia mengatakan kalau satu-satunya hal yang dimiliki Iran dan Israel adalah, kedua negara ini tidak percaya pada solusi dua negara.