Laporan Wartawan Tribunnews.com, Mikael Dafit Adi Prasetyo
TRIBUNNEWS.COM, JERUSALEM – Israel dikabarkan telah menyetujui masuknya bantuan ke Jalur Gaza melalui penyeberangan Kerem Shalom.
Pembukaan penyeberangan Kerem Shalom akan memungkinkan Israel mempertahankan komitmennya untuk mengizinkan masuknya 200 truk bantuan per hari, yang disepakati dalam kesepakatan penyanderaan yang ditengahi dan dilaksanakan bulan lalu.
Baca juga: Update Perang Israel-Hamas Hari Ke-71, Ketemu Jake Sullivan, Mahmoud Abbas Minta IDF Setop Serangan
Penyeberangan tersebut ditutup setelah kelompok militan Palestina Hamas melakukan serangan pada 7 Oktober 2023. Hal itu membuat bantuan disalurkan hanya melalui penyeberangan Rafah di Gaza, yang menurut Israel hanya dapat menampung masuknya 100 truk per hari.
Penasihat keamanan nasional Amerika Serikat Jake Sullivan menyambut baik keputusan untuk membuka penyeberangan tersebut, yang disebutnya sebagai “langkah signifikan”.
“Kami juga berharap dengan dibukanya penyeberangan Kerem Shalom dapat mengurangi kemacetan dan membantu memfasilitasi pengiriman dan distribusi bantuan kemanusiaan melalui Rafah,” kata Sullivan.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) juga menyambut langkah tersebut sebagai “kabar baik”.
Kerem Shalom, di perbatasan Mesir, Israel dan Gaza, adalah salah satu titik transit utama barang masuk dan keluar Gaza, memungkinkan transit yang jauh lebih cepat dibandingkan penyeberangan penumpang Rafah yang berjarak beberapa kilometer jauhnya.
Baca juga: Anggap Hadiah Buat Hamas, Israel Minta AS Setop Bicara Soal Solusi Dua Negara Berdampingan
Sebelumnya, Israel telah setuju untuk mengizinkan truk-truk diperiksa di Kerem Shalom, namun truk-truk tersebut diwajibkan untuk kembali ke Rafah dan menyeberang ke Gaza dari Mesir. Sejak saat itu, organisasi pemberi bantuan telah menyerukan agar truk-truk tersebut diizinkan masuk secara langsung.