Afrika Selatan Ancam Cabut Kewarganegaraan Jika Ada Warganya Ikut Perang Membela Israel
TRIBUNNEWS.COM- Kewalahan jika mengandalkan kekuatan tentara Israel sendiri, Israel dilaporkan banyak menggunakan tentara bayaran untuk menghadapi pejuang Palestina.
Tidak sedikit para tentara Israel itu yang berasal dari Afrika.
Oleh karena itu, Afrika Selatan yang sangat vokal mendukung kemerdekaan Palestina berusaha meminimalisir hal tersebut.
Pemerintah Afrika Selatan mengatakan warga negaranya yang bekerja di IDF dapat menghadapi tuntutan di negara Afrika Selatan.
Pretoria mengatakan mereka sangat prihatin jika ada warga negaranya ikut berperang melawan Pejuang Palestina.
Dan mereka menyatakan Israel telah melakukan kejahatan internasional, dan mengatakan warga negara Afrika Selatan yang dinaturalisasi bisa dicabut kewarganegaraannya.
Baca juga: Foto Kedekatan Petinggi Hamas dengan Keluarga Nelson Mandela Bikin Panas Pendukung Zionis Israel
Afrika Selatan akan Tangkap Warganya yang Bertugas di Militer Israel, Akankah Negara Lain Mengikuti?
Tegas Bela Palestina, Afrika Selatan Akan Hukum Warganya yang Bantu Israel Berperang Lawan Palestina
Warga Afrika Selatan yang ikut berperang untuk Israel di Gaza dapat menghadapi tuntutan di dalam negeri, pemerintah memperingatkan pada hari Senin, ketika Presiden Cyril Ramaphosa sekali lagi mengecam konflik di wilayah Palestina sebagai genosida.
Kementerian luar negeri mengatakan pihaknya sangat prihatin dengan laporan bahwa beberapa tentara Israel yang juga warga negara Afrika Selatan telah bergabung dengan IDF untuk berperang di Gaza, atau sedang mempertimbangkan untuk melakukannya.
“Tindakan tersebut berpotensi berkontribusi terhadap pelanggaran hukum internasional dan tindakan kejahatan internasional lebih lanjut, sehingga membuat mereka bertanggung jawab untuk dituntut di Afrika Selatan,” kata kementerian tersebut.
Tidak disebutkan secara spesifik berapa banyak warga Afrika Selatan yang diperkirakan telah mendaftar jadi anggota IDF. Pemerintah sebelumnya mengatakan Badan Keamanan Negara (SSA) sedang melacak mereka.
Warga Afrika Selatan memerlukan persetujuan pemerintah terlebih dahulu untuk berperang secara sah di Israel, kata kementerian itu.
Baca juga: Petinggi Hamas Hadiri Peringatan 10 Tahun Kematian Nelson Mandela di Johannesburg, Afrika Selatan
Warga negara yang dinaturalisasi mempunyai risiko lebih lanjut untuk dicabut kewarganegaraannya di Afrika Selatan karena terlibat dalam perang yang tidak didukung atau disetujui oleh negara Afrika selatan, tambah kementerian luar negeri.
Afrika Selatan telah lama menjadi pendukung vokal bagi perjuangan untuk kemerdekaan Palestina, dan partai berkuasa Kongres Nasional Afrika (ANC) sering mengaitkan hal ini dengan perjuangannya melawan apartheid.
Mereka mengecam keras Israel yang menyerang Gaza dan mereka telah menarik semua diplomatnya dari Israel.
Pada hari Senin, Ramaphosa mengecam serangan genosida dan pembantaian terhadap rakyat Palestina pada konferensi pers dengan perwakilan kelompok pro-Palestina di Johannesburg.
Baca juga: Israel Disebut Kebal Sanksi, Cicit Nelson Mandela: AS dan Media Propaganda Jadi Pelindung
Solidaritas Afrika Selatan untuk Palestina
Afrika Selatan memperingatkan warganya, jika mereka berperang bersama tentara Zionis, maka kewarganegaraan mereka akan dicabut
Sejak awal gelombang baru agresi militer rezim Zionis di Gaza dimulai, Presiden Afrika Selatan Cyril Ramaphosa dan rakyat negara ini telah menyatakan solidaritasnya terhadap rakyat Palestina.
Kementerian Luar Negeri Afrika Selatan hari Selasa (19/12/2023) mengumumkan bahwa mereka sangat prihatin atas laporan bahwa beberapa warga negara ini telah bergabung dengan tentara Zionis untuk berperang di Gaza.
“Tindakan seperti itu dapat membantu melanggar hukum internasional dan melakukan lebih banyak kejahatan internasional” kata pernyataan Kemenlu Afrika Selatan.
(Sumber: Times of Israel, Pars Today)