TRIBUNNEWS.com - Baru-baru ini, Pasukan Pertahanan Israel (IDF) mengklaim temuan terowongan milik Hamas yang terbesar di Gaza.
Pintu masuk terowongan itu berjarak 400 meter dari pos pertahanan di perbatasan Erez, antara Israel dan Gaza, yang dijaga ketat.
Juru Bicara IDF, Laksamana Muda Daniel Hagarim, mengatakan proyek pembangunan terowongan itu dipimpin oleh saudara pemimpin Hamas Yahya Sinwar, Mohamed Sinwar.
Hagari menyebut biaya proyek pembangunan terowongan itu mencapai jutaan dolar.
"Itu adalah terowongan terbesar yang kami temukan di Gaza," ungkap Hagari, Minggu (17/12/2023), tanpa merinci apakah terowongan itu digunakan Hamas dalam serangan 7 Oktober 2023, dikutip dari Reuters.
Baca juga: Foto-foto Terowongan Hamas yang Ditemukan Israel, Terbesar di Gaza, Habiskan Dana Jutaan Dolar
"Jutaan dolar diinvestasikan untuk terowongan ini. Butuh waktu bertahun-tahun untuk membangunnya."
"Kendaraan bisa melewati terowongan ini," imbuh dia.
Lalu, siapakah Mohamed Sinwar?
Profil Mohamed Sinwar
Dikutip dari FDD.org, Mohamed Sinwar adalah komandan sayap militer Hamas, Brigade al-Qassam.
Mohamed merupakan adik bungsu pemimpin Hamas, Yahya Sinwar.
Ia bergabung dengan Brigade al-Qassam pada 1991 silam.
Mohamed pernah ditangkap Otoritas Palestina (PLA) di tahun 90-an.
Tetapi, entah bagaimana, ia bisa melarikan diri dari penjara setelah menjalani hukuman tiga tahun.
Pada September 2005, Hamas resmi mengumumkan pengangkatan Mohamed sebagai Komandan Brigade Khan-Younis.
Menurut Israel, Mohamed adalah tokoh sentral dalam struktur komando Hamas.
Bahkan, IDF mengonfirmasi mereka berusaha menargetkan Moahmed selama perang di Gaza Mei 2021.
"Dalam kepemimpinan militer (Hamas) dia sangat penting," kata mantan kepala agen Israel Mossad yang juga analisis intelijen independen, Ronen Solomon, dikutip dari The Telegraph.
"Dia berada di urutan ketujuh dalam daftar orang yang dicari, bersama orang-orang seperti Mohammed Deif, Marwan Issa, dan Tawfiq Abu Naim," imbuh dia.
Mohamed disebut-sebut ahli dalam membantu menjamin pembebasan warga Palestina yang ditahan di Israel, menurut Solomon.
Baca juga: Jebak Tentara IDF, Iran Manfaatkan Wanita Cantik untuk Curi Informasi
Pada 27 Juli 2014, IDF menyatakan Mohamed Sinwar telah tewas dalam serangan udara di kompleks perumahan, bersama dengan selusin tokoh Hamas lainnya dan keluarga mereka.
Serangan itu memang menargetkan kepemimpinan Hamas di Jalur Gaza, setelah konflik yang berlangsung selama tujuh minggu menewaskan ribuan warga Palestina.
Namun, saat itu, Mohamed dipercayai masih hidup dan hidup di terowongan bawah tanah Gaza selama bertahun-tahun.
Meskipun Mohamed anak bungsu, ia disebut sangat dekat dengan Yahya Sinwar.
Menurut Ketua Forum Studi Palestina di Dayan Center di Universitas Tel Aviv, Michael Milshtein, Mohamed terlibat dalam perencanaan serangan ke Israel pada 7 Oktober 2023.
"Dia terlibat dalam pengambilan keputusan dan sangat terlibat dalam perencanaan serangan 7 Oktober bersamanya (Yahya Sinwar)," katanya.
Karena dianggap tokoh Hamas yang paling berpengaruh, Mohamed masuk dalam daftar buron IDF, bersama petinggi kelompok militan Palestina lainnya.
Dikutip dari Times of Israel, bagi siapa saja yang mengetahui informasi tentang Mohamed, akan mendapat imbalan sebesar 300 ribu dolar Amerika.
Upaya Israel Membanjiri Terowongan Hamas
Pada Selasa (12/12/2023), Israel telah mulai membanjiri beberapa terowongan milik Hamas di Gaza menggunakan air laut, dalam upaya menghancurkan jaringan bawah tanah kelompok militan Palestina.
Seorang pejabat Amerika Serikat (AS), mengatakan Israel "dengan hati-hati menguji" metode tersebut "secara terbatas".
Jika berhasil, rencana Israel itu bisa ditingkatkan hingga merusak jaringan terowongan dalam skala yang lebih besar.
Namun, menurut pejabat AS itu, metode Israel tersebut sulit dan kontroversial.
Sekalipun menggunakan jumlah air yang cukup dan tekanan yang tinggi, hal ini mungkin hanya berhasil sebagian saja.
Baca juga: IDF Bagikan Rekaman saat Saudara Yahya Sinwar Lakukan Tur Terowongan Hamas
Selain itu, upaya Israel membanjiri terowongan Hamas juga berisiko mencemari pasokan air bersih dan merusak infrastruktur apapun yang tersisa di permukaan.
Bagi pemerintah Israel, hal ini juga berisiko membunuh sandera yang masih ditahan Hamas di Gaza, yang sebagian besar diyakini berada di bawah tanah.
Israel tidak yakin apakah metode itu akan berhasil, ujar pejabat AS itu kepada CNN.
Tetapi, Israel telah meyakinkan AS bahwa mereka berhati-hati untuk hanya mengujinya di terowongan di mana mereka yakin tidak ada sandera yang ditahan.
Sementara itu, Juru Bicara Hamas, Osama Hamdan, mengatakan kelompoknya telah membangun terowongan untuk menahan kemungkinan air masuk ke dalamnya.
"Terowongan itu dibangun oleh para insinyur terlatih dan terdidik yang mempertimbangkan semua kemungkinan serangan dari penjajahan, termasuk pemompaan air," kata Hamdan dalam konferensi pers di Ibu Kota Lebanon, Beirut, Kamis (14/12/2023).
Netanyahu: Israel akan Berjuang Sampai Akhir
Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, menegaskan Israel "akan terus berjuang sampai akhir" dalam perang melawan Hamas.
Netanyahu juga mengatakan Israel "akan mencapai semua tujuan kami", termasuk pembebasan sandera, dalam pernyataannya Minggu (17/12/2023), dilansir Al Arabiya.
Israel terus melanjutkan serangannya di Gaza, setelah serangkaian penembakan, termasuk terhadap tiga warga mereka sendiri yang menjadi sandera.
Ketegasan Israel itu terus berlanjut meski mendapat tekanan dari untuk menghentikan serangan, atau setidaknya mengurangi operasi militer di Gaza, saat Menteri Pertahanan AS, Lloyd Austin, berkunjung minggu ini.
Washington telah menyatakan kekhawatirannya atas jatuhnya korban sipil dan pengungsian massal 1,9 juta warga Palestina, meskipun mereka telah memberikan dukungan militer dan diplomatik untuk Israel.
Jumlah itu mencapai hampir 85 persen populasi Gaza.
Perang udara dan darat telah meratakan sebagian besar wilayah Gaza utara dan mendorong sebagian besar penduduk ke bagian selatan wilayah yang terkepung, di mana banyak dari mereka mengungsi di tempat penampungan dan tenda-tenda yang padat.
Israel terus melancarkan serangan yang disebutnya sebagai sasaran militan di seluruh wilayah Gaza.
(Tribunnews.com/Pravitri Retno W)