TRIBUNNEWS.COM, SANAA - Kelompok Houthi diprediksi akan menggunakan rudal yang dipasok Iran untuk menghantam kapal-kapal perang AS dan koalisinya, termasuk kapal induk, jika perang pecah di Laut Merah.
Hal ini juga sebagai respons atas manuver militer Amerika Serikat yang memindahkan armada tempur yang dipimpin kapal induk USS Dwight D. Eisenhower (CVN-69) ke Teluk Aden, yang terletak dengan Laut Merah.
Menyusul gencarnya serangan Houthi terhadap kapal-kapal kargo yang terafiliasi dengan Israel di Laut Merah, Pentagon akhirnya membentuk koalisi 10 negara.
Koalisi 10 negara terdiri dari AS, Inggris, Bahrain, Kanada, Prancis, Italia, Belanda, Norwegia, Seychelles, dan Spanyol.
AS disebut bakal menargetkan situs-situs militer Houthi jika kelompok tersebut masih menyerang setiap kapal kargo atau kapal tanker yang melintasi daerah tersebut.
Sementara Pejabat Houthi telah mengumumkan bahwa Yaman akan menanggapi setiap serangan Amerika dengan menargetkan kepentingan dan kapal Amerika, baik militer maupun komersial.
"Kami tidak akan membiarkan Amerika melancarkan serangan terhadap Yaman dan kemudian lolos dari hukuman melalui perundingan."
"Kami menyarankan negara-negara Eropa untuk tidak berpartisipasi dalam serangan apa pun terhadap Yaman, dan negara mana pun yang berpartisipasi dalam serangan bersama Amerika akan menjadi sasaran," Juru Bicara Houthi Brigjen Yahya, dikutip media Iran, Kamis (20/12/2023) waktu setempat.
Rudal ASHM Khalij Fars
Kelompok muslim Syiah Houthi sendiri sejauh ini telah membuktikan apa yang mereka ancam dapat mereka lakukan.
Namun, bagaimana jika akhirnya perang dengan Amerika pecah, senjata apa yang mereka gunakan untuk membalas serangan dari kapal-kapal perang AS?
Houthi saat ini mengandalkan senjata-senjata buatan Iran, mulai dari drone hingga rudal antiship missile (ASHM) alias rudal antikapal.
Di antara rudal ASHM buatan Iran yang diyakini ada di gudang senjata Houthi adalah Khalij Fars.
Khalij Fars atau jika diterjemahkan adalah "Teluk Persia" adalah rudal balistik anti-kapal berkecepatan supersonik berbahan bakar padat satu tahap buatan Iran dengan jangkauan 300 km.
Rudal ini dilengkapi dengan hulu ledak eksplosif seberat 650 kg dan sistem panduan penghindar intersepsi.
Rudal ini pertama kali diuji selama simulasi perang angkatan laut Iran bersandi "Great Prophet III" pada tahun 2008.
Rudal ini juga dilengkapi sistem elektronik canggih yang memungkinkan rudal menemukan dan menavigasi ke sasaran tanpa gangguan jamming.
Bagaimana Iran memasok senjata ke Milisi Houthi?
Iran telah membangun jaringan rute pengiriman senjata melalui Oman dan Laut Arab dan Laut Merah untuk mengangkut senjata dan peralatan ke pejuang Houthi di Yaman.
Hal ini mencakup segala hal mulai dari senjata kecil hingga rudal jelajah, amunisi yang berkeliaran, dan bahkan rudal balistik.
Fakta bahwa senjata-senjata ini terus mencapai Yaman meskipun ada blokade laut merupakan bukti kepiawaian Iran dalam perdagangan senjata.
Meskipun demikian, pengiriman senjata kadang-kadang dicegat dan disita oleh kapal perang Barat dan Saudi yang berlayar di wilayah tersebut.
Sebagian besar kapal berisi senjata dan peralatan yang dipasok Iran yang ditujukan untuk Houthi mencantumkan Somalia sebagai tujuan akhir mereka.
Ketika tiba di Laut Arab atau Laut Merah, senjata dan perlengkapan dipindahkan ke kapal-kapal kecil yang mengurus pengiriman ke pantai Yaman.
Pengiriman ke Somalia dan kemudian ke Yaman dan pengiriman darat melalui Oman merupakan sisa dari transfer senjata.
Para ahli Iran juga diyakini telah memainkan peran penting dalam konversi dan pengaktifan kembali sejumlah sistem senjata di Yaman, dan menyiapkan jalur produksi untuk produksi komponen yang digunakan dalam persenjataan yang dikirim oleh Iran seperti drone.
Daftar ini hanya mencakup senjata dan peralatan yang dipasok Iran yang dipasok ke pejuang Houthi di Yaman atau dilarang dalam perjalanan ke Yaman setelah intervensi yang dipimpin Arab Saudi di Yaman pada tahun 2015.
Daftar ini tidak mencakup amunisi, alat bidik senjata, atau barang-barang seperti kabel atau komponen tertentu dari rudal atau drone.
Bagian dalam apostrof mengacu pada sebutan yang diberikan oleh Houthi untuk peralatan yang dikirim ke luar negeri.