TRIBUNNEWS.COM, GAZA - Rumah Sakit Indonesia di Gaza, Palestina kini dikuasi tentara Israel (Israel Defense Force/IDF).
RS Indonesia kini dijadikan markas IDF.
Fikri Rofiqul Haq, seorang warga negara Indonesia (WNI) yang menjadi sukarelawan Rumah Sakit Indonesia ungkap kengerian serangan tentara Israel, termasuk menggunakan kendaraan lapis baja tank.
Baca juga: Begini Kondisi RS Indonesia di Gaza Kini: Genset Ditembak Israel, Jalan Masuk Dihancurkan
Fikri mengatakan tembakan tank tentara Israel yang terus menerus membuatnya harus memilih mengevakuasi diri agar selamat atau bertahan demi pasien-pasiennya.
Fikri bersama koleganya sesama orang Indonesia, Reza Aldilla Kurniawan dan Farid Zalzabil yang merupakan sukarelawan dari Medical Emergency Rescue Committee (MER-C) memilih tinggal hingga militer Israel memaksa mereka pergi.
“Kami dievakuasi lewat rute yang digunakan oleh Palang Merah Internasional dengan izin tentara Israel,” katanya dikutip dari Al-Jazeera, Selasa (28/11/2023).
Menurut dia ada tiga gelombang evakuasi yakni pada Senin, Selasa, dan Rabu.
"Dan kami dievakuasi terakhir karena kami memprioritaskan korban terluka yang berada di rumah sakit Indonesia,” ujar Haq.
Haq mengatakan tentara Israel sengaja menghancurkan saru-satunya generator rumah sakit yang bekerja dengan membakarnya.
Mereka juga membunuh 12 orang dengan penembakan sembarangan terhadap lantai pertama, kedua dan ketiga gedung tersebut.
“Sebelum kami dievakuasi, penyerangan semakin buruk, jam demi jam,” ujar Haq, yang kehilangan komunikasi selama beberapa pekan sebelum dievakuasi ke Khan Younis.
“Saya melihat sendiri. Ada tiga tank besar sekitar 50 meter dari gedung Rumah Sakit Indonesia, dan mereka menembaki rumah sakit secara berkala yang menimbulkan kerusakan besar. RS Indonesia sekarang sudah diambil alih sepenuhnya oleh tentara Israel,” tutur Haq.
Tentara Israel memang memberikan waktu sejam bagi staf medis dan pasien di RS Indonesia untuk pergi.
Baca juga: Menlu Retno Marsudi: RS Indonesia di Gaza Kosong, Semua Dievakuasi Termasuk 3 Relawan WNI MER-C
Hal itu membuat mereka dituduh telah membuat salah satu fasilitas medis terbesar di Gaza menjadi reruntuhan, sebelum gencatan senjata empat hari Hamas-Israel dilakukan.
Kementerian Kesehatan Gaza pada Jumat (24/11/2023) mengatakan, tentara Israel terus melakukan tembakan pada jam-jam terakhir sebelum gencatan senjata.
Akibat tembakan tersebut, satu perempuan tewas dan tiga orang lainnya terluka.
MER-C Akan Kirim Surat ke WHO
Ketua Presidium Medical Emergency Rescue Committee (MER-C) Sarbini Abdul Murad mengungkapkan, rasa kekesalan dan marah atas tindakan pasukan Israel yang menduduki RS Indonesia di Gaza.
Pasalnya, pasukan Israel sebelumnya menuduh RS Indonesia sebagai sarang Hamas.
Ia menerangkan, pasukan Israel menjadikan RS Indonesia sebagai tameng atau perisai agar Hamas tidak berani menyerang.
"Kami MER-C mengecam cara-cara kotor itu. Kami sangat marah RS Indonesia dijadikan sebagai perisai," katanya dalam konferensi pers Rabu malam.
Karena itu, pihaknya bakal segera mengirimkan surat kepada Badan Kesehatan Dunia atau WHO agar bisa mengembalikan fungsi RS dan netral dari peperangan.
Sebelumnya, RS Indonesia harus dikosongkan paksa karena terus menerus diserang Israel.
Seluruh pasien, tenaga kesehatan maupun warga yang berlindung harus dievakuasi menuju utara Gaza.
"Makanya kita minta WHO menginvestigasi, artinya janganlah seperti itu (rumah sakit ini) di posisi netral, tidak boleh diapa-apain,” ungkap Sarbini.
Pihaknya pun mendesak WHO untuk dapat segera mengirim tim independen untuk menyelidiki potensi kejahatan terhadap kemanusiaan yang dilakukan Israel di berbagai fasilitas kesehatan.
Dituding Jadi Markas Hamas
Israel sebelummya menyebut penyerangan terhadap RS Indonesia di Gaza lantaran dianggap digunakan oleh Hamas sebagai markas mereka melakukan komando dan menyembunyikan senjata.
Baca juga: Menlu Retno Marsudi: RS Indonesia di Gaza Kosong, Semua Dievakuasi Termasuk 3 Relawan WNI MER-C
Selain itu, dikutip dari Times of Israel, juru bicara IDF, Daniel Hagari menuding RS Indonesia menjadi salah satu lokasi dibangunnya terowongan Hamas.
"Hamas secara sistematis membangun Rumah Sakit Indonesia untuk menyamarkan infrastruktur teror bawah tanah mereka," tuturnya.
Hagari juga menuding Hamas menggunakan area di sekitar RS Indonesia sebagai tempat meluncurkan roket ke Israel.
Kementerian Luar Negeri (Kemlu) pun membantah segala tudingan Israel terkait RS Indonesia tersebut.
Pihak Kemlu menegaskan bahwa keberadaan RS Indonesia di Gaza murni untuk kepentingan kemanusiaan semata.
"Rumah Sakit Indonesia di Gaza adalah fasilitas yang dibangun oleh masyarakat Indonesia sepenuhnya untuk tujuan kemanusiaan dan untuk melayani kebutuhan medis masyarakat Palestina di Gaza," ujar Kemlu dalam pernyataannya.
Baca juga: Israel Ledakkan Pembangkit Listrik RS Indonesia di Gaza
Bantahan juga disampaikan oleh Kepala Presidium Medical Emergency Rescue Committee (MER-C) Indonesia, Sarbini Abdul Murad.
Sarbini justru menyebut tudingan Israel tersebut hanya dalih untuk membenarkan melakukan penyerangan ke RS Indonesia.
"Apa yang dituduhkan Israel kepada kami bisa menjadi prasyarat bagi mereka untuk melancarkan serangan ke rumah sakit Indonesia di Gaza," katanya.
"Tuduhan IDF adalah prasyarat untuk membenarkan serangan terhadap kami, oleh karena itu kami perlu membantahnya," tambah Sarbini.