News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Konflik Palestina Vs Israel

Viral Video 3 Tentara Berbahasa Ukraina di Jalur Gaza, Kyiv: Kami Tak Kirim Tentara ke Israel

Penulis: Yunita Rahmayanti
Editor: Sri Juliati
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Cuplikan video memperlihatkan tiga tentara yang mengobrol dengan bahasa Ukraina saat berada di Jalur Gaza. Video ini viral di media sosial pada Kamis (21/12/2023). Tidak diketahui kapan dan di mana video tersebut diambil.

TRIBUNNEWS.COM - Juru bicara Kementerian Luar Negeri Ukraina menanggapi video yang beredar di media sosial, yang memperlihatkan tentara dengan seragam berbendera dan berbahasa Ukraina saat bertugas di Jalur Gaza.

Ukraina mengatakan tidak mengirim tentaranya ke Israel untuk berpartisipasi dalam perang melawan Gerakan Islam Palestina (Hamas).

"Kami tidak mengirim tentara ke Jalur Gaza atau wilayah manapun di dunia," kata Oleg Nikolenko, juru bicara Kementerian Luar Negeri Ukraina, Kamis (21/12/2023).

"Ukraina saat ini sedang mempertahankan wilayahnya dari agresi Rusia," lanjutnya.

"Rekaman yang menunjukkan orang-orang yang berbicara bahasa Ukraina di Jalur Gaza mungkin adalah orang Israel asal Ukraina atau Slavia yang tidak memiliki hubungan dengan negara tersebut," tambahnya.

Baca juga: Rugi Besar, Israel Tarik Brigade Golani dari Gaza, Hamas Unggul Lawan Pasukan Elit

Isu Adanya Tentara Asing di Israel

Sebelumnya, laporan pers mendokumentasikan tentara Ukraina bergabung dengan barisan tentara Israel di Jalur Gaza.

Sumber informasi Al Jazeera melaporkan tujuh dari tentara Israel tewas dalam pertempuran di lingkungan Shujaiya, Kota Gaza.

Ketujuh tentara itu diduga sebagai tentara bayaran Ukraina, sebuah tuduhan yang dibantah oleh Kyiv.

Video lainnya memperlihatkan tentara bersenjata lengkap yang sedang bersembunyi di balik tembok dan berbicara dalam bahasa Ukraina.

Salah satu tentara di dalam video itu mengatakan mereka datang untuk berperang dan mencegah Holocaust baru, membenarkan partisipasi mereka dalam perang di Jalur Gaza.

Gambar kiri: Cuplikan video seorang tentara yang menunjuk logo angkatan bersenjata Ukraina di papan tulis saat menjalankan tugas untuk berperang bersama Israel di Jalur Gaza, beredar di media sosial pada Kamis (21/12/2023). Gambar kanan: Foto Presiden Israel Isaac Herzog bersama tentara dengan bendera Ukraina di seragamnya, berada di Israel. Tidak diketahui kapan video dan foto tersebut diambil. (X)

Baca juga: Hancurkan 720 Kendaraan IDF, Abu Ubaida: Israel Tak Bisa Musnahkan Hamas

Sementara itu, baru-baru ini tersebar isu adanya ribuan warga Prancis yang bertempur sebagai bagian dari pasukan Israel di Jalur Gaza, bersama tentara bayaran dan sukarelawan dari Inggris, Jerman dan beberapa negara Afrika.

Pada Kamis (21/12/2023), Afrika Selatan memperingatkan warganya agar tidak berperang bersama pasukan Israel di Jalur Gaza.

Afrika Selatan mengancam akan mencabut kewarganegaraan warganya yang berperang membantu Israel, seperti diberitakan The Times of Israel.

Warga Palestina memeriksa puing-puing setelah pemboman Israel di Rafah di Jalur Gaza selatan pada 21 Desember 2023, di tengah berlanjutnya pertempuran antara Israel dan kelompok militan Hamas. (Muhammad ABED / AFP)

Baca juga: Brigade al-Qassam Bersumpah Israel Pasti Gagal Musnahkan Hamas, Beri Peringatan soal Nyawa Sandera

Hamas Palestina vs Israel

Sebelumnya, Israel melakukan pengeboman besar-besaran untuk menanggapi Hamas yang memulai Operasi Banjir Al-Aqsa dengan menerobos perbatasan Israel dan Jalur Gaza pada Sabtu (7/10/2023) pagi.

Hamas mengatakan serangan itu adalah tanggapan atas kekerasan yang dilakukan Israel terhadap Palestina selama ini, terutama kekerasan di kompleks Masjid Al Aqsa, seperti diberitakan Al Arabiya.

Kelompok tersebut menculik 240 orang dari wilayah Israel dan meluncurkan ratusan roket, yang menewaskan lebih dari 1.200 orang di wilayah Israel, yang direvisi menjadi 1.147.

Sementara itu pembalasan Israel di Jalur Gaza menewaskan lebih dari 20.000 warga Palestina sejak Sabtu (7/10/2023) hingga perhitungan korban pada Kamis (21/12/2023), lebih dari 2,2 juta warga Palestina menjadi pengungsi, dikutip dari Al Jazeera.

Kekerasan juga meningkat di Tepi Barat, terutama setelah Israel melakukan penyerbuan besar-besaran ke wilayah yang dikuasai Otoritas Pembebasan Palestina (PLO) tersebut.

(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)

Berita lain terkait Konflik Palestina vs Israel

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini