TRIBUNNEWS.COM - Perusahaan pelayaran Amerika Flexport Inc. mengumumkan pada hari Kamis terdapat ratusan kapal kontainer yang dialihkan dari Selat Bab el-Mandeb di Laut Merah.
Menurut laporan Anadolu, sekitar 170 kapal kontainer telah dialihkan rutenya ke seluruh Afrika.
Sementara 35 kapal lainnya berlabuh dan tidak berlayar menunggu instruksi dari perusahaan operasional mereka.
Di waktu yang sama, kelompok Houthi di Yaman terus mengancam akan menargetkan semua kapal yang berhubungan dengan Israel dan melewati Laut Merah.
Alasan Houthi menargetkan kapal-kapan terkait Israel adalah sebagai solidaritas dengan Palestina di Jalur Gaza yang dibombardir.
Rute kapal-kapal tersebut diubah dari selat Bab el-Mandeb menjadi Tanjung Harapan.
Baca juga: Rudal Rp31 M vs Drone Rp30 Juta, Pentagon Cemas Keuangan AS Jeblok karena Serangan Houthi
Pengalihan tersebut untuk menghindari potensi serangan.
Dengan adanya pengalihan rute, membuat biaya transportasi meningkat dan waktu pengiriman menjadi lama.
Pada hari yang sama, Bloomberg melaporkan biaya untuk memindahkan barang dalam kontainer berukuran 40 kaki dari Asia ke Eropa utara melonjak 16 persen selama seminggu terakhir, dikutip dari Anadolu.
Menurut Drewry World Container Index, biaya pemindahan barang pada bulan Desember naik menjadi 41 persen.
Tidak hanya itu, biaya tagihan angkutan bahan bakar juga mengalami pelonjakan.
Beberapa perusahaan minyak besar dan perusahaan tanker mengatakan mereka akan menghindari Laut Merah bagian selatan.
Sementara peralihan rute ini membuat kapal-kapal yang membawa segala sesuatu mulai dari mainan dan suku cadang mobil hingga gas, bahan bakar dan minyak mentah merasa sangat kesulitan.
Baca juga: Lebih dari 20 Negara Gabung Koalisi Laut Merah Bentukan AS, Lawan Ancaman Houthi Yaman
Bloomberg juga melaporkan apabila ini terjadi selama beberapa minggu maka biaya akan semakin naik dan barang-barang yang akan dikirim menjadi tertunda.