News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Konflik Palestina Vs Israel

Pakar Sebut AS dan Israel Kini Hadapi Musuh Kuat dan Bisa Bikin Boncos, Siapa?

Penulis: Febri Prasetyo
Editor: Sri Juliati
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Kapal kargo Galaxy Leader yang dibajak kelompok militan Houthi di Yaman saat berlayar di Laut Merah menuju Israel, November 2023.

Di samping itu, Houthi juga didukung oleh dua pertiga seluruh militer di Yaman.

Houthi naik ke tampuk kekuasaan setelah gejolaj revolusi tahun 2014 yang membuat Presiden Yaman saat itu, Abdrabbuh Mansour Hadi, mengundurkan diri dan kabur dari negaranya.

Baca juga: Militer AS Klaim Telah Tembak Jatuh Empat Drone Milik Kelompok Houthi di Yaman

Barat meremehkan kelompok Houthi dan menyebutnya sebagai "pemberontak yang didukung Iran".

Selama bertahun-tahun Barat berusaha membuat narasi bahwa Houthi bukan kelompok kuat.

Namun, pembentukan koalisi angkatan laut yang baru saja diprakarsai oleh AS telah menunjukkan bahwa Houthi adalah kelompok kuat di Timur Tengah.

Di samping itu, menurut Inlakesh, serangan Houthi ke Abu Dhabi dan Dubai pada bulan Januari 2022 membuktikan bahwa bantuan Barat tidak cukup untuk menjaga keamanan di Uni Emirat Arab (UEA).

Houthi juga memamerkan kemampuan rudal dan drone miliknya dengan menyerang target-target di Arab Saudi.

Di sisi lain, AS ingin membantu menggulingkan pemerintahan Houthi. Setelah resmi menjabat tahun 2021 lalu, Presiden AS Joe Biden berjanji akan mengakhiri perang di Yaman.

Namun, AS tidak memenuhi janjinya dan justru berupaya menjadi juru damai antara Arab Saudi dan Israel.

Baca juga: Serangan Houthi di Laut Merah Selalu Tepat, Ternyata Ada Kapal Mata-mata di Balik Keakuratannya

Kata Inlakesh, AS telah mengizinkan perang Israel-Palestina meluas menjadi konflik regional Arab-Israel yang lebih luas.

Pemimpin Houthi, Abdul-Malik al-Houthi, telah menegaskan bahwa pasukannya tidak akan diam saja jika AS ingin memperluas konflik itu hingga ke Yaman.

Selain itu, konflik antara Israel dan kelompok Hizbullah di Lebanon juga meningkat belakangan ini.

Inlakesh menyebut AS telah gagal mengajak negara-negara besar di Timur Tengah untuk memperbesar perang Hamas-Israel. Seperti Rusia dan Tiongkok, negara-negara Arab lebih memilih mendukung adanya gencatan senjata.

Pengamat politik itu menyebut dunia telah melihat kemunafikan AS.

Halaman
123
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini