News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Konflik Palestina Vs Israel

Tak Mempan Digertak Amerika, Houthi Kembali Serang Kapal Kargo MSC UNITED di Laut Merah

Penulis: Namira Yunia Lestanti
Editor: Seno Tri Sulistiyono
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Helikopter Houthi Yaman dengan bentangan bendera Palestina di bagian bawah menyergap sebuah kapal kargo yang terafiliasi dengan Israel di Laut Merah.

Laporan Wartawan Tribunnews.com Namira Yunia Lestanti

TRIBUNNEWS.COM, TEHERAN - Pemberontak Houthi Yaman mengklaim telah berhasil melumpuhkan kapal kargo Israel MSC UNITED yang berada di Laut merah lewat serangan rudal pesawat tak berawak.

“Angkatan Laut Yaman menargetkan kapal komersial MSC UNITED menggunakan rudal angkatan laut, setelah awak kapal mengabaikan tiga panggilan dan mengulangi tembakan peringatan dari unit Angkatan Laut,” jelas Juru Bicara Angkatan Bersenjata Yaman Brigadir Jenderal Yahya Saree.

Serangan tersebut adalah yang terbaru dalam serangkaian serangan drone dan rudal yang diluncurkan oleh Houthi sejak dimulainya perang Israel - Hamas pada 7 Oktober.

Baca juga: Militer AS Klaim Tembak Jatuh 12 Drone dan 5 Rudal Houthi di Laut Merah

“Kami menargetkan Israel dan kapal-kapal terkait Israel, Angkatan Bersenjata Yaman menegaskan komitmen berkelanjutan untuk mendukung dan membantu rakyat Palestina sebagai bagian dari tugas agama, moral, dan kemanusiaan mereka,” kata juru bicara Houthi dikutip dari Almayadeen.

Koalisi Buatan AS Bubar

Sebelum Houthi meningkatkan intensitas serangan, Amerika dan 20 negara sekutu yang tergabung dalam koalisi “Operation Prosperity Guardian” sempat menggertak kelompok pemberontak Yaman untuk menghentikan serangannya di Laut Merah yang menjadi jalur pusat perdagangan internasional.

Tak tanggung – tanggung untuk menggertak Houthi Yaman, Amerika bahkan menerjunkan kapal perusak pertahanan rudal Laboon, Delbert D. Black dan The Sullivans di Laut Mediterania serta kapal perusak USS Carney di Laut Merah.

"Dibentuknya Koalisi keamanan, diharapkan dapat memperkuat keamanan dan kemakmuran jalur internasional dari serangan kelompok pemberontak Houthi Yaman yang menguasai Laut Merah,” kata Menteri Pertahanan (Menlu) AS Lloyd Austin.

Namun, seminggu sejak Pentagon mengumumkan peluncuran Operation Prosperity Guardian, organisasi ini terus dihantui oleh keengganan anggotanya untuk berpartisipasi dalam mendukung tindakan genosida yang dilakukan Israel.

Negara-negara anggota utama bahkan telah mengumumkan mundur atau mengurangi komitmen terhadap aliansi tersebut, termasuk Perancis dan Spanyol yang mengatakan pihaknya tidak akan beroperasi berdasarkan perintah Washington.

Kegagalan AS dan sekutu yang kemudian memprovokasi Houthi untuk kembali melakukan serangan kepada kapal dagang Israel di Laut Merah, hingga bisnis jual beli di pelabuhan Eliat anjlok sekitar 85 persen

Adapun pelabuhan Eilat merupakan satu-satunya terminal kargo Israel di Laut Merah. Biasanya pelabuhan ini menangani kapal yang mengimpor kendaraan baru atau mengekspor kalium.

Akibat serangan yang dilakukan Houthi puluhan kapal dagang internasional yang akan melakukan perjalanan ke Israel harus putar balik mengelilingi Afrika menuju jalur Terusan Suez yang menghubungkan laut Tengah dengan Laut Merah agar tak menjadi sasaran target Houthi Yaman.

Alasan ini yang menyebabkan Israel merugi hingga sepuluh setengah miliar shekel, atau sekitar 3 miliar dolar AS akibat terputusnya jalur Laut Merah dan Laut Arab, sehingga biaya pengiriman impor melonjak naik dan membuat keuntungan pasar terpangkas sebanyak 85 persen, sebagaimana dikutip Albawaba.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini