Israel Serang Iran, Netizen: Setiap kali Antony Blinken Pergi ke Timur Tengah, Selalu Ada Eskalasi
TRIBUNNEWS.COM- Israel baru saja selesai menyerang Iran dengan serangkaian serangan udara pada Sabtu (26/10/2024).
Serangan Israel ke Iran ini memicu perdebatan banyak pihak termasuk netizen. Salah satu yang disoroti adalah sepak terjang Menteri Luar Negeri Amerika Serikat, Antony Blinken.
Antony Blinken ke Israel, Selasa dan Rabu (22-23/10/2024). Netizen menyimpulkan, Antony Blinken menjadi pemicu memanasnya konflik di Timur Tengah.
Setiap kali Antony Blinken meninggakan Israel, maka dalam waktu 24 jam atau lebih, biasa diiringi oleh sikap Israel memanaskan situasi. Termasuk menyerang negara lain.
"Saya kira saya Nostradamus karena saya menyebut yang ini. Setiap kali Antony Blinken meninggalkan Israel, dalam waktu 24 jam atau kurang, Israel meningkatkan situasi di wilayah tersebut. Setiap saat. Begitu dia meninggalkan Israel, saya katakan mereka akan menyerang Iran dalam satu atau dua hari ke depan. Lihatlah. Nostra-fricken-damus" tulis salah seorang netizen mengomentari tayang siaran langsung Youtube Al Jazeera.
"Setiap kali Blinken pergi ke wilayah tersebut, selalu ada eskalasi" komentar netizen yang lain.
"Apakah Blinken datang untuk mendoakan yang terbaik bagi Israel atas serangan ini?"
"Israel bergantung pada AS seperti pengemis. Iran bergantung pada keberanian seperti pejuang sejati"
"Iran punya hak dan kewajiban untuk melindungi dirinya sendiri. Israel baru saja membuat kesalahan besar".
Seolah ada transaksi antara Antony Blinken, Benjamin Netanyahu dengan imbalan serangan ke Iran.
Melansir Kompas.id, Menlu AS Antony Blinken sebelumnya meminta PM Israel Benjamin Netanyahu mengupayakan gencatan senjata di Gaza.
Benjamin Netanyahu minta imbalan dukungan AS atas serangan Israel ke Iran.
Bersamaan dengan kunjungan Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Antony Blinken ke Israel, Selasa dan Rabu (22-23/10/2024), televisi Israel Saluran 12 memberitakan bahwa Israel sudah menyelesaikan segala persiapan untuk menyerang Iran setiap saat.
Langkah ini sebagai balasan atas serangan lebih dari 200 rudal balistik dan supersonik Iran ke Israel pada 1 Oktober 2024.