TRIBUNNEWS.COM - Hasil investigasi terkait penembakan tiga sandera Israel oleh Pasukan Pertahanan Israel (IDF) telah dirilis pada Jumat (29/12/2023).
Berdasarkan hasil investigasi tersebut, para tentara Israel telah mengabaikan teriakan minta tolong dari para sandera saat tengah menyerbu gedung di Jalur Gaza.
Dikutip dari Al Arabiya, pengabaian itu berujung penembakan yang menyebabkan tewasnya tiga sandera Israel yang terjadi pada pertengahan Desember 2023 lalu.
Secara kronologis, para tentara Israel tersebut sebenarnya mendengar teriakan “sandera” dalam bahasa Ibrani sesaat sebelum kejadian penembakan tersebut.
Namun, teriakan tersebut oleh tentara Israel dianggap sebagai upaya penipuan dari Hamas untuk memancing para tentara masuk ke dalam sebuah gedung di distrik Sheijaya di Gaza.
Baca juga: Populer Internasional: Hamas Mampu Teruskan Perang hingga Berbulan-bulan - Posisi Israel Terdesak
Tak sampai di situ, para tentara Israel itu juga meyakini ada peledak dalam gedung tersebut.
Di sisi lain, mereka keluar dari gedung itu dan menewaskan lima anggota Hamas yang juga berusaha untuk melarikan diri.
IDF Tembaki Sandera Israel meski Kibarkan Bendera Putih, Dalih Tak Dengar Perintah
Kemudian, saat IDF mendengar adanya teriakan tersebut, para sandera pun berusaha melarikan diri dari gedung tersebut.
Namun, pasukan Israel itu justru menembaki para sandera itu dan berakhir salah mengidentifikasi mereka sebagai ancaman.
Alhasil, ada dua sandera yang tewas di tempat sedangkan sisanya melarikan diri.
Para tentara Israel itu lalu diperintahkan untuk menahan tembakan agar dapat mengidentifikasi sisa sandera yang kabur tersebut.
Sementara pada saat melarikan diri itu, disebut dalam rilis hasil investigasi bahwa sandera tersebut diminta untuk bergerak menuju para tentara Israel tersebut.
Baca juga: Satu Lagi Tentara Israel Diumumkan Tewas, Perwira IDF Dilikuidasi oleh Pejuang Hamas di Gaza Utara
Namun, disebutkan, ada dua tentara yang tidak mendengarkan perintah lantaran suara bising dari tank di dekatnya.