TRIBUNNEWS.COM, SEOUL - Politisi Korea Selatan, Lee Jae-myung, ditikam di leher saat melakukan sesi wawancara dengan pers usai mengunjungi Kota Busan pada Selasa (2/1/2024) kemarin.
Dia ditikam saat sedang berjalan ditemani para wartawan usai blusukan di daerah selatan negara itu.
Pelaku langsung ditangkap di lokasi.
Hingga kini belum diketahui pasti motif pelaku.
Beberapa media Korsel melaporkan bahwa luka yang dialami Lee cukup serius meski dia masih sadarkan diri.
Lee merupakan Pemimpin Partai Demokrat Korsel yang saat ini merupakan oposisi bagi pemerintah Korsel.
Peenikaman terhadap Lee Jae-myung menambah daftar panjang aksi serangan terhadap politisi Korea Selatan dalam beberapa tahun terakhir.
Baca juga: Kronologi Politisi Korea Selatan Ditikam di Leher Usai Blusukan
Berikut datanya
Lee Jae-Myung bukanlah politisi Korsel yang pertama yang diserang secara fisik dengan senjata.
Kantor berita Reuters mencatat sejarah kekerasan politik dalam beberapa tahun terakhir.
Pada Maret 2022, Song Young-gil, pendahulu Lee Jae-Myung sebagai pemimpin Partai Demokrat Korsel, diserang saat berkampanye untuk Lee.
Pelaku adalah seorang pria lansia yang mengenakan jubah tradisional yang mendekati Song dari belakang dan memukulnya dengan palu.
Song adalah manajer tim sukses Lee kala itu. Dia harus menjalani operasi dan selamat setelah menderita cedera di bagian kepala. Song pun kembali berkampanye sehari setelah dinyatakan sembuh.
Media setempat mendeskripsikan penyerang Song sebagai seorang aktivis liberal yang memiliki kanal Youtube.
Dia dikabarkan meneriakkan slogan-slogan mengkritisi latihan militer bersama antara AS dan Korsel saat menyerang Song.