Laporan Wartawan Tribunnews.com, Mikael Dafit Adi Prasetyo
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO – Investigasi terkait kecelakaan yang melibatkan pesawat Japan Airlines dengan pesawat Penjaga Pantai (JCG) kini masih berlangsung.
Menurut laporan terbaru, pilot pesawat Japan Airlines mengatakan dirinya tidak melihat adanya pesawat JCG yang saat itu berada di landasan pacu Bandara Internasional Haneda, Tokyo Jepang.
“Tidak ada tanda-tanda pengontrol mengarahkan pesawat Japan Airlines untuk membatalkan pendaratan,” kata pilot itu kepada pihak penyidik.
Baca juga: Pesawat Penjaga Pantai Jepang Tak Diizinkan Lepas Landas sebelum Tabrakan dengan Japan Airlines
Pesawat JCG diyakini berhenti di landasan sekitar 40 detik sebelum kecelakaan terjadi, menurut sumber yang dekat dengan masalah tersebut.
Sementara itu, data kontrol penerbangan menunjukkan pihak pengontrol telah memberi lampu hijau pada pesawat Japan Airlines untuk mendarat sambil mengarahkan pesawat JCG untuk melanjutkan ke titik tunggu, berhenti sebelum memungkinkannya memasuki landasan pacu tempat tabrakan terjadi.
Pihak maskapai Japan Airlines pun berjanji akan memberikan semua informasi yang diperlukan kepada otoritas transportasi dan polisi Jepang, yang sedang menyelidiki penyebab kecelakaan tersebut.
Japan Airlines memperkirakan kerugian yang ditaksir akibat insiden tersebut mencapai 15 miliar yen atau sekitar 105 juta dolar AS.
Tabrakan Pesawat
Sebagaimana diketahui, pesawat Japan Airlines yang terbang dari Sapporo tujuan Tokyo bertabrakan dengan pesawat Penjaga Pantai pada Selasa (2/1/2024).
JCG mengatakan pesawatnya akan lepas landas menuju Prefektur Niigata untuk mengirimkan pasokan bantuan bagi orang-orang yang terdampak gempa berkekuatan 7,6 skala Richter yang melanda Semenanjung Noto dan sekitarnya di hari pertama Tahun Baru.
Beberapa saat usai bertabrakan, kedua pesawat itu langsung terbakar hingga menyisakan puing-puing.
Akibat kejadian ini, lima dari enak crew pesawat Penjaga Pantai tewas, sementara seluruh penumpang pesawat Japan Airlines dilaporkan selamat.