TRIBUNNEWS.COM - Angkatan udara Israel memanfaatkan radar balon udara besar untuk berpatroli di perbatasan Israel-Lebanon, di tengah meningkatnya ketegangan dengan kelompok Hizbullah yang didukung Iran, The Telegraph melaporkan.
"Tal Shamaim," atau "Sky Dew" adalah salah satu balon udara observasi-ketinggian terbesar dari jenisnya, The Jewish Press melaporkan.
Militer Israel telah mengerahkan balon udara besar itu untuk mengawasi wilayah perbatasan.
Balon udara High Availability Aerostat System (HAAS) ini adalah proyek kolaborasi AS dan Israel, yang dikembangkan oleh Kementerian Pertahanan Israel dan Badan Pertahanan Rudal AS, menurut blog pertahanan Military Leak.
Angkatan Udara Israel (IAF) secara resmi menerima balon udara tersebut pada tahun 2022.
Komandan Angkatan Udara Israel, Mayor Jenderal Norkin berkata saat itu:
“IAF menghadapi ancaman signifikan di wilayah utara, dan kita harus siap menghadapi setiap skenario."
"Sistem baru ini memberikan tambahan penting pada kemampuan kontrol udara yang ada dan meningkatkan kemampuan IAF untuk mempertahankan langit Israel."
Persenjataan ini akan membantu militer Israel mendeteksi rudal jarak jauh, rudal jelajah, dan drone yang masuk.
Balon udara tersebut dilengkapi radar canggih dan sistem aerostat.
Balon udara dirancang secara strategis untuk melayang di ketinggian, memberikan Israel kemampuan deteksi serangan dan peringatan dini.
Baca juga: Mengenal Iron Dome Israel, Sistem Pertahanan Udara yang Juga Diminati oleh Ukraina, Jerman, India
Perusahaan AS TCOM memproduksi balon pengintai tersebut.
Balon dapat membawa beban seberat 7.000 pon (3,1 ton) dan memiliki ketinggian operasional 10.000 kaki (3 km).
Israel memiliki sistem pertahanan udara yang canggih, yang sebagian besar dibiayai oleh AS.