TRIBUNNEWS.COM - Menteri Pertahanan Israel, Yoav Gallant, mengumumkan Israel segera memasuki fase ketiga perang di Jalur Gaza.
"Israel akan memasuki tahap ketiga perang yang panjang di Jalur Gaza," kata Yoav Gallant kepada The Wall Street Journal, Senin (8/1/2024).
Ia mengatakan pasukan Israel akan beralih dari apa yang disebutnya fase manuver intensif dalam perang ke berbagai jenis operasi khusus, tanpa menyebutkan tanggal atau rincian operasi ini.
“Babak perang selanjutnya akan berlangsung lebih lama,” katanya memperingatkan Hamas.
Dalam wawancara itu, Yoav Gallant mengatakan Israel tidak akan ragu untuk melancarkan perang melawan Hizbullah yang berada di Lebanon selatan.
Hizbullah saat ini masih meluncurkan serangan ke Israel utara yang berbatasan dengan Lebanon selatan, untuk mendukung Hamas.
"Kehancuran di Gaza dapat disalin dan ditempel ke Beirut," kata Yoav Gallant.
Meski Israel mengatakan prioritasnya adalah menghindari perang dengan Hizbullah, Yoav Gallant menekankan warga Israel yang mengungsi dari Israel utara akibat serangan Hizbullah harus bisa kembali ke rumah mereka dengan aman.
"Ada 80.000 warga Israel yang harus bisa kembali ke rumah mereka dengan selamat dan jika metode lain gagal, kami akan melakukan hal yang sama serta siap berkorban," katanya.
Sementara itu, surat kabar Yedioth Ahronoth, mengatakan Israel telah memulai fase ketiga, meski belum mengumumkannya secara resmi dan AS ingin Israel melakukannya di depan umum, yang dapat mengurangi eskalasi dengan Hizbullah di front utara.
Menurut Yedioth Ahronoth, fase ketiga memerlukan peralihan dari pengeboman intensif ke pengeboman terbatas dan penarikan pasukan dalam jumlah besar dari dalam Jalur Gaza ke perbatasan.
Baca juga: Intelijen AS: Israel akan Kesulitan Hadapi Hizbullah, Kekuatan IDF Terbatas akibat Konflik Gaza
Pada Selasa (2/1/2024) malam, Israel meluncurkan serangan drone ke Beirut, Lebanon, yang membunuh Wakil Kepala Biro Politik Hamas, Saleh Al-Arouri.
Hamas Palestina vs Israel
Hizbullah, militan yang berbasis di Lebanon selatan, menyatakan dukungannya untuk Hamas yang berperang melawan Israel.
Hizbullah meluncurkan serangan roket ke Israel utara, memaksa warga Israel di perbatasan Israel-Lebanon untuk mengungsi.