TRIBUNNEWS.COM - Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, mengunjungi Brigade Hiram ke-769 di perbatasan Israel utara dengan Lebanon selatan pada Senin (8/1/2024).
Kunjungan ini hanya terjadi beberapa jam setelah Komandan Brigade Radwan Hizbullah, Wissam Hassan Tawil, tewas dalam pemboman Israel yang menargetkan mobilnya pada hari ini.
"Mereka (Hizbullah) membuat kesalahan besar pada tahun 2006, dan mereka membuat kesalahan besar terhadap kami bahkan sampai sekarang," kata Netanyahu, Senin (8/1/2024), lapor Sky News.
Ia menggambarkan Israel sebagai laba-laba yang siap memangsa apa pun yang datang ke sarangnya, menyindir perhitungan Hizbullah yang dianggapnya kurang tepat karena menyerang Israel.
"Mereka mengira kami adalah jaring laba-laba yang lemah, dan tiba-tiba mereka melihat seekor laba-laba dan apa yang mampu dilakukannya," katanya, merujuk pada kesalahan perhitungan Hizbullah.
Pemimpin Israel itu mengunjungi Kiryat Shmona, sebuah distrik di Israel utara yang berbatasan dengan Lebanon selatan, wilayah yang menjadi basis Hizbullah menembakkan roket ke Israel.
"Saya memilih untuk datang ke Kiryat Shmona pada hari kami dibom oleh tembakan anti-tank. Saya sangat menghargai layanan yang Anda berikan di sini untuk melindungi perbatasan utara kami dan mengirim pesan ke mereka (Hizbullah)," katanya.
Netanyahu menekankan keinginannya untuk memulangkan penduduk kota-kota Israel yang berdekatan dengan perbatasan dengan Lebanon.
“Kami akan melakukan yang terbaik untuk memulihkan keamanan di utara, karena banyak dari Anda berasal dari wilayah tersebut, dan kami akan berupaya untuk memulangkan Anda keluarga ke rumah dengan selamat. Hal ini tidak dapat dilakukan tanpa kampanye skala besar,” kata Netanyahu.
Sebelumnya hari ini, Senin (8/1/2024), Wissam Hassan Tawil, seorang komandan terkemuka Hizbullah tewas dalam pemboman yang menargetkan mobilnya di Lebanon selatan.
Hizbullah Lebanon mengumumkan dalam sebuah pernyataan mengenai pembunuhan Wissam Hassan Tawil “Hajj Jawad".
Baca juga: Wissam Hassan Tawil, Komandan Hizbullah Diduga Dibunuh Israel di Lebanon Selatan
Sejak dimulainya eskalasi lintas batas, 181 orang telah terbunuh di Lebanon, termasuk 135 anggota partai tersebut, menurut penghitungan yang dikumpulkan oleh Agence France-Presse (AFP).
Hamas Palestina vs Israel
Hizbullah, militan yang berbasis di Lebanon, terlibat dalam pertempuran melawan Israel di Lebanon selatan dan Israel utara.
Militan tersebut telah menyatakan dukungannya untuk Hamas yang berperang melawan Israel di Jalur Gaza.
Hizbullah mengatakan mereka akan terus menyerang Israel selama Israel tidak menghentikan agresinya di Jalur Gaza.
Sebelumnya, Hamas meluncurkan Operasi Banjir Al-Aqsa dengan menerobos perbatasan Israel dan Jalur Gaza pada Sabtu (7/10/2023) pagi.
Serangan itu adalah tanggapan atas kekerasan yang dilakukan Israel terhadap Palestina selama ini, terutama di kompleks Masjid Al Aqsa, dikutip dari Al Arabiya.
Hamas menculik kurang lebih 240 orang dari wilayah Israel yang berbatasan dengan Jalur Gaza.
Setelah pertukaran sandera selama 7 hari yang dimulai Jumat (24/11/2023), 105 sandera sipil telah dibebaskan; 81 orang Israel; 23 warga Thailand; dan satu warga Filipina, yang ditukar 240 tahanan Palestina dari penjara-penjara Israel, dikutip dari The Times of Israel.
Israel memperkirakan masih ada sekitar 137 sandera di Jalur Gaza.
Jumlah korban jiwa di pihak Palestina di Jalur Gaza terhitung 22.722 hingga Minggu (7/1/2024) dan 1.200 orang tewas di wilayah Israel, yang direvisi menjadi 1.147.
Selain itu, tercatat 325 kematian warga Palestina di Tepi Barat hingga Kamis (4/1/2023), setelah Israel melakukan penyerbuan besar-besaran melawan sejumlah faksi perlawanan di sana.
(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)
Berita lain terkait Konflik Palestina vs Israel