Israel Klaim Mengetahui Posisi Yahya Sinwar tapi Tak Bisa Menyerangnya karena Dikelilingi Sandera
TRIBUNNEWS.COM- Israel mengklaim telah mengetahu posisi pemimpin Hamas, Yahya Sinwar tapi mereka tak bisa menyerangnya karena Sinwar dikelilingi para sandera.
Israel mengetahui lokasi persis Yahya Sinwar, tapi ada hal yang mencegahnya menjadi sasaran serangan.
Surat kabar Israel, Hayom melaporkan pada hari Senin bahwa lokasi pemimpin Hamas di Jalur Gaza, Yahya Sinwar, diketahui secara pasti oleh Israel.
Dia menambahkan bahwa hambatan untuk menargetkan Sinwar terletak pada kenyataan bahwa dia dikelilingi oleh sejumlah besar sandera Israel yang masih hidup.
November lalu, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan dalam sebuah wawancara dengan Fox News bahwa Para pemimpin Hamas, termasuk Yahya Sinwar, masih berada di Kota Gaza atau di terowongan di bawahnya, dan menambahkan: “Mereka ada di sana. Kita akan menemukan mereka," katanya.
Baca juga: Pakar Israel: Tak Ada Tanda-Tanda Hamas Melemah, Yahya Sinwar Bisa Berkeliaran ke Seluruh Gaza
Seorang pejabat senior pemerintahan AS mengatakan pada bulan Desember lalu bahwa dia yakin bahwa masa jabatan pemimpin biro politik Hamas di Jalur Gaza akan segera berakhir.
Masalah penyanderaan dianggap sebagai salah satu masalah paling pelik dalam perang yang sedang berlangsung di Gaza.
Dan upaya-upaya yang dilakukan dalam beberapa waktu terakhir untuk mencapai kesepakatan gencatan senjata kedua telah gagal, yang memungkinkan lebih banyak sandera dibebaskan dengan imbalan pembebasan tahanan Palestina di penjara-penjara Israel.
Mantan Kepala Intelijen Militer Israel, Amos Yadlin Mengatakan Begini
Laporan menyebutkan Israel telah mengetahui keberadaan Sinwar tetapi tidak dapat menyerangnya karena dia dikepung oleh para sandera.
Israel mengetahui lokasi pasti pemimpin militer Hamas Yahya Sinwar, dalang serangan teror 7 Oktober, lapor surat kabar Israel Hayom.
Namun, Sinwar telah dikelilingi dirinya dengan sejumlah besar sandera Israel yang masih hidup.
Sehingga hal itu mencegah IDF melakukan serangan terhadapnya, menurut laporan tersebut.
Laporan tersebut menyusul pernyataan serupa di radio Kan kemarin yang disampaikan oleh mantan kepala Intelijen Militer Amos Yadlin.
(Sumber: Sky News Arabia, Times of israel)