'Hujan' Ratusan Roket Hizbullah, 4 Juta Warga Israel Kalang Kabut Cari Tempat Mengungsi
4 juta penduduk Israel yang bermukim di Kawasan Tel Aviv kalang kabut mencari bunker untuk berlindung.
Penulis: Namira Yunia Lestanti
Editor: Pravitri Retno W
TRIBUNNEWS.COM – Hampir 4 juta penduduk Israel yang bermukim di kawasan Tel Aviv kalang kabut mencari bunker untuk berlindung, setelah 340 roket milik militan Hizbullah membombardir wilayah ibu kota Israel itu.
Menurut laporan Radio Angkatan Darat Israel, ratusan roket itu ditembakan dari wilayah Lebanon pada Minggu (24/11/2024), membuat sirine peringatan di wilayah Tel Aviv menggema lebih dari 500 kali dalam sehari.
Beberapa roket yang mencapai wilayah Tel Aviv di jantung Israel dilaporkan melukai tujuh orang warga sipil.
Termasuk seorang pria berusia 60 tahun yang dalam kondisi parah akibat tembakan roket di Israel utara.
Selain korban luka, serangan itu menyebabkan kerusakan pada bangunan perumahan di Haifa dan sebuah pabrik di Ma’alot-Tarshiha.
Dari rekaman video yang disiarkan televisi memperlihatkan sebuah apartemen di Tel Aviv rusak akibat terkena tembakan roket.
Tank Israel Dipukul Mundur
Serangan ini juga turut dikonfirmasi oleh militan Hizbullah, dalam laporan yang diirlis Ahram, Hizbullah mengatakan pasukannya telah berhasil membombardir wilayah Tel Aviv.
Adapun serangan ke Israel dilancarkan menggunakan rudal balistik jarak pendek jenis Salvo, dengan menargetkan serangan kedua fasilitas militer di Tel Aviv dan wilayah sekitar.
Baca juga: Tel Aviv Digertak AS, Gencatan Senjata Israel-Hizbullah Terjadi Dalam Dua Hari
Imbas serangan tersebut, pejuang Hizbullah mengklaim pihaknya sukses menghancurkan lima tank Israel di pinggiran timur kota Bayada, sementara satu lainnya hancur di daerah Deir Mimas.
Seiring dengan klaim ini, Kantor Berita Nasional (NNA) Lebanon melaporkan 30 kendaraan militer IDF mundur ke pedalaman setelah Hizbullah menghancurkan tank mereka di Bayada.
AS- UE Serukan Gencatan Senjata
Terpisah, di tengah memanasnya konflik Hizbullah dan Israel Diplomat tertinggi Uni Eropa menyerukan tekanan lebih besar untuk mencapai kesepakatan, dengan mengatakan bahwa kesepakatan tersebut "menunggu persetujuan akhir dari pemerintah Israel".
Hal tersebut juga turut diserukan utusan AS, Amos Hochstein, berada di wilayah tersebut minggu lalu.
Perjanjian gencatan senjata antara Israel dan kelompok Hizbullah diperkirakan akan diumumkan dalam waktu dua hari ke depan.
Kesepakatan yang muncul kemungkinan bakal membuka jalan bagi penarikan militan Hizbullah dan pasukan Israel dari Lebanon selatan di bawah Sungai Litani sesuai resolusi Dewan Keamanan PBB yang mengakhiri perang selama sebulan pada 2006.
Belum ada komentar dari Hizbullah atau otoritas Lebanon mengenai laporan tersebut.
Namun, sumber-sumber Israel mengklaim kesepakatan gencatan senjata dengan Lebanon sudah ditetapkan, dan Netanyahu sekarang sedang mengerjakannya untuk menyampaikannya kepada publik.
Sementara, media lokal KAN melaporkan Tel Aviv telah menerima jaminan AS yang mengizinkan Israel "untuk bertindak secara militer jika Hizbullah melanggar ketentuan gencatan senjata."
(Tribunnews.com / Namira Yunia)